Suara.com - Di saat Indonesia masih belum beranjak dari standar emisi gas buang setingkat Euro 2 bagi kendaraan roda empat, Jerman menyediakan dana 1 miliar Euro atau setara Rp14,98 triliun untuk mendorong penjualan mobil listrik dan mobil hibrida. Sepertiga dari dana diberikan sebagai subsidi bagi konsumen.
Kesepakatan itu, menurut Bloomberg beberapa waktu lalu, telah ditandatangani oleh Kanselir Jerman Angela Merkel pada Mei kemarin. Konsumen akan mendapat rabat 4 ribu Euro (sekitar Rp59,9 juta) bagi pembelian mobil listrik dan 3 ribu Euro (Rp44,9 juta) bagi pembelian mobil hibrida.
Subsidi di atas adalah untuk mobil-mobil berharga jual maksimum 60 ribu Euro atau kisaran Rp899 juta. Tesla Model S disebut sebagai salah satu model yang tidak termasuk ke dalam kategori subsidi karena berbanderol lebih dari itu.
"Dengan subsidi kepada konsumen tersebut, mobil-mobil listrik akan semakin menjangkau kehidupan sehari-hari," kata Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Sigmar Gabriel.
Adapun sisa dana digunakan untuk mendirikan 15.000 stasiun pengisian daya baterai yang disebar di jalan-jalan utama Jerman. Perpaduan kebijakan tersebut, ucap Menteri Lingkungan Hidup Jerman Barbara Hendricks, diproyeksikan bakal mengakselerasi penjualan kendaraan listrik hingga menjadi 500 ribu pada 2020.
Data pemerintah Jerman sendiri menunjukkan bahwa dari 3,2 juta registrasi mobil baru pada 2015, 12 ribu unit diantaranya datang dari mobil listrik sedangkan 33 ribu lainnya disumbangkan oleh mobil hibrida.
Center of Automotive Management Bergisch-Gladbach memperkirakan bahwa pada 2025, setidaknya 8% dari registrasi roda empat anyar akan dikontribusikan oleh mobil listrik.
Pemerintah 'Negeri Bavaria' menargetkan pengurangan gas karbon dioksida sebanyak 80-95% pada 2050 dan industri otomotif yang mendatangkan seperlima gas CO2 di negara itu menjadi salah satu fokus.