Suara.com - Di setiap pertemuan, Mitsubishi hampir selalu mengatakan rencana mereka memproduksi serta memasarkan mobil pesaing Toyota Avanza pada 2017 adalah sebuah 'proyek besar'. Demi melanggengkan proyek besar itu, Mitsubishi melakukan hal besar pula: merombak struktur bisnis mereka di Indonesia.
Dengan restrukturisasi bisnis terbaru Mitsubishi tersebut, distribusi dan penjualan mobil-mobil penumpang dan kendaraan niaga ringan Mitsubishi tak akan lagi ditangani oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), melainkan perusahaan baru. KTB kelak hanya fokus pada produksi dan penjualan kendaraan niaga Mitsubishi saja.
"Kami berharap dapat memulai operasi dengan entitas bisnis baru mulai April 2017," tulis Mitsubishi melalui keterangan resmi pada pertengahan pekan ini.
Adapun 40 persen saham perusahaan baru ini kelak dimiliki oleh Mitsubishi Corporation (MC), dan 30 persen diberikan kepada divisi mobil penumpang dan kendaraan niaga ringan Mitsubishi yang bernama Mitsubishi Motors Corporation (MMC). Sisa saham perusahaan ini kemudian dimiliki oleh PT. Krama Yudha (KY) dari Indonesia.
Sementara itu, mayoritas saham KTB sendiri dimiliki oleh oleh KY sebanyak 40 persen dan sisanya dibagi rata antara MC dan divisi kendaraan niaga Mitsubishi, yakni Mitsubishi Fuso Truck and Bus (MFTBC).
Sebelumnya, pada Desember 2014, Mitsubishi juga telah membuat perusahaan baru lainnya, Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), yang khusus menangani produksi mobil-mobil penumpang dan kendaraan niaga ringan. Saham MMKI dimiliki oleh MC (40 persen), MMC (51 persen), dan KY (9 persen).
Perubahan struktur bisnis ini serupa dengan struktur bisnis Toyota di Indonesia. Toyota menyerahkan urusan distribusi plus penjualan pada PT Toyota Astra Motor dan mempercayakan masalah produksi pada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.