Karena sejujurnya, andai rantai mobil tersebut tidak mengeluarkan bunyi yang cukup keras, mobil terasa cukup halus saat melaju. Apalagi sebuah mobil listrik, yang tidak mengeluarkan bunyi mesin seperti mobil dengan bahan bakar minyak.
"Kalau yang dari elektrikal, mungkin ada evaluasi di motor listriknya supaya lebih efisien, terutama baterai. Karena di luar negeri kan, sudah pakai baterai lithium, sedangkan kami masih menggunakan aki kering," kata Tugiyanto, mahasiswa semester 5 jurusan elektro yang mengerjakan kelistrikan mobil.
Sementara Tafakur menyoroti pengembangan mobil elektrik Garuda UNY dari sisi manajemen daya, supaya mobil bisa menempuh jarak lebih jauh tanpa harus memperbesar kapasitas baterai.
"Ini memang sementara, kapasitas baterai kita masih kecil, ya. Padahal aki kering sendiri ukurannya besar dan bobotnya berat. Improvement pertama adalah bagaimana caranya memanfaatkan daya secara optimal oleh motor, agar jangan sampai terbuang," terangnya.
Mobil elektrik Garuda UNY tentu masih jauh dari kata sempurna, mobil ini pun masih belum bisa dibilang tuntas. Banyak pengembangan yang nantinya akan dilakukan, supaya mobil lebih baik dan bukan tak mungkin jika nantinya mobil elektrik Garuda UNY bisa diproduksi massal, meski bukan itu tujuan utamanya.