Yup, karena mobil ini tak dirancang melulu buat mengaspal di jalan raya, namun bisa digunakan dalam kondisi darurat saat terjadi bencana alam.
4. Perluasan Ganjil Genap, Jangan Pakai Nomor Pelat Abal-abal
![Mengganti pelat nomor Polisi. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/06/04/85183-ganti-nomor-polisi.jpg)
Melaju di jalan raya dan memasuki kawasan yang menerapkan aturan ganjil genap serta perluasannya, sebaiknya perhatikan hal berikut. Seperti menggunakan pelat nomor kendaraan sesuai penanggalan hari itu, juga keaslian penomorannya.
Polisi memang tak sebatas melakukan pengecekan atas pelat nomor kendaraan semata. Namun meninjau keabsahan pelat, seperti berdimensi sesuai persyaratan, tipografi atau penulisan angka, sampai kesesuaian nomor seperti tertera di STNK.
5. Bermobil Keliling Bhutan, Jangan Lupa Lokasi Nikahan Seleb dan Suvenir
![Para remaja putri Bhutan dalam sebuah perhelatan pernikahan di Thimphu [Cherie (IG: never_stop_exploriiing, youtu.be/KS9tb5q3x2o)]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/10/11195-bhutan-16.jpg)
Bicara soal Bhutan, Land of The Thunder Dragon atau Druk Yul dalam bahasa setempat, pasti teringatlah pada "Indeks Kebahagiaan" setiap warganya, sampai betapa mahalnya visa atau perizinan untuk berlibur di negara ini.
Seperti telah dituliskan di artikel-artikel sebelumnya, untuk masuk ke Bhutan saya mesti membayar visa dan biaya akomodasi dan transportasi sebesar 200 - 300 dolar Amerika Serikat per hari. Juga harus "dikawal" oleh driver Rinchen, serta pemandu wisata Kindey Duba karena sebagai wisatawan, saya tidak diperkenankan bepergian sendiri. Dan kelengkapan pembiayaan mesti sudah dituntaskan sebelum kita sampai di negara ini.
Baca Juga: Projek Tanggap Bencana dari Sektor Otomotif Ini Bagus Diterapkan