3. Awas Salfok, Ini Dia Potret Rio Haryanto Selama Karantina di Rumah Aja
![Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, saat masih mengikuti ajang balap F1 2016 bersama tim Manor Racing. [AFP/Andrej Isakovic]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/27/44941-rio-haryanto.jpg)
Selama pandemi virus corona ini, sejumlah aktivitas pembalap dibatasi dan event balap ditunda. Salah satu pembalap Indonesia, Rio Haryanto pun harus mengikuti anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah.
Biasanya, pembalap berusia 27 tahun ini lebih sering pamer beraktivitas di luar rumah. Tapi selama pandemi virus corona ini justru ia jarang sekali pamer aktivitas.
4. Begini Jadinya Kalau Anak Motor Nikah, Mas Kawinnya Bikin Gagal Fokus

Upacara pernikahan dianggap sakral bagi beberapa orang. Tak pelak bagi mereka yang menjalaninya harus menyiapkan matang-matang agar upacara ini berjalan dengan lancar.
Biasanya dalam upacara pernikahan mempelai pria menyiapkan mas kawin atau bahasa bakunya mahar untuk diserahkan ke mempelai wanita. Ada yang berupa seperangkat alat solat, ada juga yang nyeleneh seperti satu ini.
5. Mudik Lebaran saat Wabah Covid-19? Mungkin Dilarang Pemerintah
Baca Juga: Dua Hari Jadi Wagub, Riza Patria Evaluasi PSBB DKI Selama Sepekan
![Jangan Mudik, karena bila mudik berarti Anda berisiko membawa virus Corona Covid-19 ke keluarga di kampung [Istimewa].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/29/31715-jangan-mudik-demi-redam-penularan-virus-corona-covid-19.jpg)
Untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19, cara yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Dengan cara ini, maka kurva eksponensial jumlah anggota masyarakat yang tertular versus hari bisa dibuat landai. Atau disebut sebagai upaya "flattening the curve".
Mengapa kurva ini tidak boleh meningkat tajam? Pasalnya dengan menjadi landai, yang membuat jumlah orang terinfeksi hanya sedikit, maka tenaga kesehatan atau nakes dan rumah sakit yang menangani akan lebih leluasa menangani sehingga kesehatan bisa dipulihkan. Bila kasus tinggi dan terjadi di waktu bersamaan, maka ancaman terhadap jiwa pasien semakin tinggi, karena keterbatasan waktu penanganan.