3. Mahal
Tak bisa dipungkiri, kendaraan elektrik yang beredar saat ini kebanyakan berharga lebih mahal dari motor-mobil berbahan bakar bensin, membuatnya kurang bisa menjangkau segala lapisan masyarakat.
4. Durasi isi ulang tenaga yang tak sebentar
Kendaraan elektrik yang beredar di pasaran saat ini kebanyakan membutuhkan waktu isi ulang daya yang tak sebentar, dan bisa memakan waktu beberapa jam.
Bagi yang tiap hari wajib berpergian, hal ini tentu merupakan hambatan, khususnya jika baterai kendaraan tak bermodel swap, sehingga pemiliknya wajib isi ulang dan bukannya cuma menukar baterai kosong dengan baterai yang dalam tenaga penuh.
Jarak tempuh kendaraan juga menjadi terbatas akibat adanya hal ini, membuat mereka yang kerap berpergian jarak jauh harus berpikir ulang jika hendak tancap gas.
5. Terlalu senyap
Minimnya suara mesin mungkin membuat para pencinta kendaraan konvensional gagal move on.
Namun tak cuma itu, suara kendaraan juga berperan peting agar pengendara lain bisa mewaspadai kehadiran kendaraan, sehingga tak melakukan manuver mendadak yang membahayakan. Namun setidaknya saat ini di setiap kendaraan tersedia klakson sehingga hal ini bisa sedikit ditanggulangi.
Baca Juga: Akhir 2020, Penjualan Mobil Nasional Indonesia Mulai Naik