Ilmuwan Ungkap Pembuatan Bahan Bakar Berbahan Udara dan Sinar Matahari, Begini Prosesnya

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Minggu, 12 Desember 2021 | 08:33 WIB
Ilmuwan Ungkap Pembuatan Bahan Bakar Berbahan Udara dan Sinar Matahari, Begini Prosesnya
Ilustrasi SPBU.[Unsplash/Sophie Jonas]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagasan menyulap bensin dari udara segar dan sinar matahari terdengar seperti sains fiksi, namun rupanya hal tersebut mulai diinisiasi melalui proyek percontohan di Swiss, sekaligus telah membuktikan bahwa hal itu mungkin untuk dilakukan.

Menurut laporan dari MCN, eksperimen ini dilakukan di atap universitas riset ETH Zurich yang terdapat kilang surya mini.

Penelitian ini menggunakan serangkaian proses unik untuk membuat bahan bakar hidrokarbon.

Meskipun sudah ada proyek di seluruh dunia untuk membuat bahan bakar sintetis, untuk mengambil hidrogen dari air dan karbon dari CO2 di udara biasanya membutuhkan listrik dalam jumlah besar.

Kilang mini ETH Zurich, sebaliknya, menggunakan sinar matahari sebagai bagian langsung dari proses dan tidak membutuhkan listrik dalam jumlah besar.

Ada tiga proses di kilang mini. Pertama, ia harus mengekstrak CO2 dan air dari udara, sebelum keduanya dimasukkan ke dalam reaktor.

Cermin parabola mengarahkan sinar matahari kembali ke reflektor lain, kemudian memfokuskannya ke reaktor surya, memanaskannya hingga 1500 °C.

Reaktor terbuat dari serium oksida, dan ledakan panas ini memaksanya melepaskan oksigen ke atmosfer.

Kemudian CO2 dan H2O ditambahkan dan reaktor melepaskan oksigen dari mereka meninggalkan campuran hidrogen dan karbon monoksida. Hasilnya disebut syngas dan dapat digunakan sebagai dasar untuk berbagai bahan bakar.

Baca Juga: BBM Langka di Pangkalpinang, Ratusan Kendaraan Mengular di Jalan Raya

Karena panas hanya diperlukan untuk langkah awal, prototipe memiliki dua reaktor surya, dengan cermin bergerak untuk mengalihkan fokus sinar matahari bolak-balik yang menggandakan efisiensinya. Prototipe ini menghasilkan sekitar 100 liter syngas per hari.

Tahap tiga mengambil syngas dan menjalankannya melalui unit gas-ke-cair, yang mengubahnya menjadi metanol.

Universitas tersebut menyatakan bahwa syngas itu bisa dibuat menjadi bensin atau minyak tanah menggunakan katalis.

Dalam hal emisi, bahan bakar jenis ini tergolong dalam karbon netral, karena membakarnya hanya akan melepaskan CO2 sebanyak yang awalnya digunakan untuk membuatnya.

Namun, dalam mesin pembakaran ada emisi lain, NOx, misalnya, yang berasal dari reaksi nitrogen dan oksigen di udara selama pembakaran.

Namun, karena CO2 sejauh ini merupakan proporsi terbesar dari emisi kendaraan, penetralan itu menjanjikan untuk membuat perbedaan besar.

Proses pembuatan bahan bakar dengan sinar matahari dan udara. (MCN)
Proses pembuatan bahan bakar dengan sinar matahari dan udara. (MCN)

Sayangnya proses ini sulit ditiru oleh perseorangan. Jika Anda memounyai reaktor seperti ini di atap Anda sendiri untuk memiliki persediaan bensin yang tak ada habisnya, pikirkan lagi.

Kilang mini dapat menghasilkan sekitar satu sendok teh bahan bakar per hari. Mengisi tangki Anda bisa memakan waktu cukup lama.

Dihitung bahwa untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya yang dapat sepenuhnya menggantikan 414 miliar liter minyak tanah yang digunakan dalam penerbangan pada tahun 2019 (sebelum pandemi memangkas perjalanan udara), Anda memerlukan gurun pasir seluas 45.000 km2. Itu setara dengan 0.5% dari Sahara.

Biaya bahan bakar akan tergantung pada proses industrialisasi, tetapi para ilmuwan di balik proyek tersebut memperhitungkan bahwa begitu bahan bakar surya mencapai 10-15% dari pasar, mereka akan bersaing dengan harga bahan bakar fosil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI