"Bahan atau mobil lama Elsapek masih banyak ditemukan. Terkadang dapat yang bagus, ada pula yang sudah tidak diurus sehingga perlu direkondisi," paparnya kepada Suara.com.
Proses rekondisi biasanya bagian bak yang berkarat dimakan usia. Sementara bagian kaki-kaki biasanya dalam kondisi cukup bagus sehingga bisa ditangani sampai tuntas.
"Sementara untuk suku cadang atau spareparts unit-unit lama, saya tidak kehilangan akal. Komunitas L300 yang begitu besar membuat pengadaan sparepart lebih mudah. Semisal saya perlu ini dan tidak ada di pasaran, maka saya lempar kepada komunitas. Bantuan pun datang. Demikian pula bila ada yang perlu dan saya ada, maka tinggal kirim. Dengan demikian proses rekondisi bisa dilakukan," ujarnya bersemangat.
Kemudian soal pasar kendaraan second hand Elsapek. Para anggota komunitas sendiri juga pasar potensial. Berangkat dari mereka telah mengenal keandalan produk, jual-beli di kalangan komunitas pengguna EL 300 atau Mitsubishi L300 sendiri marak.
"Termasuk di masa pandemi COVID-19, di mana penjualan online menjadi umum. Cukup upload foto, lantas videocall untuk deal harga dilanjutkan pengiriman unit. Dan dibandingkan situasi sebelumnya, yaitu pasar offline, dagangan saya tidak banyak berubah, tetap ada peminat," jelas Harjono bersyukur.
Senada pengalaman Amin Tohari dari Eltitusi AE REOG Ponorogo. Seperti stiker yang menghias moncong Elsapek kesayangannya, bertuliskan "Bakol Embek" alias pedagang kambing, ia memasang rak tiga susun, jarak antarbagian sekira 25 cm dengan kapasitas angkut 40-50 ekor sekali jalan.
Dengan bahasa khas Jawa Timuran, ia menyatakan, "Wah, ini mobil arogan kalau buat trek-trekan!" yang artinya Mitsubishi L300 tangguh mengeksekusi tanjakan, meski ia mengangkut begitu banyak ternak.
![Sederet perempuan perkasa yang hadir di Kopdarnas Mitsubishi L300 di Candi Banyunibo, Yogyakarta [Suara.com/CNR ukirsari].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/05/29/17278-kopdarnas-mitsubishi-l300-suaradotcom-10.jpg)
Amin Tohari mengandalkan Mitsubishi L300 mesin diesel produksi 2012. Rutenya antara lain Ponorogo-Semarang-Kendal ulang-alik. Caranya menaklukkan tanjakan adalah dibawa kalem, tidak perlu menggeber gas.
Baca Juga: Angkutan Legendaris, Mitsubishi L300 Andalan Pengusaha Lintas Generasi
"Saya membelinya dulu sekira Rp 145 jutaan. Melihat kendaraan ini tangguh di jalanan, ada yang sudah menawar Rp 130 juta. Ini menandakan harganya terjaga. Bukan menunggu ditawar lebih tinggi, namun ini andalan saya, semoga nanti bisa beli unit baru untuk tambahan armada," tukasnya.
Satu hal lagi yang tidak kalah membahagiakan bagi Amin Tohari. Yaitu persaudaraan dan kedekatan antaranggota komunitas. Hal yang membuatnya semakin banyak punya teman di kota-kota tujuan pengantaran ternak dagangannya dan lebih mudah mendapatkan bantuan saat mengalami kendala.
"Selain bengkel authorized, bila sedang mengalami hal teknis, mau jam berapa saja ada anggota komunitas standby untuk dimintai tolong. Termasuk misalnya perlu sparepart mendadak, ada saja bantuan," kisah Amin Tohari.
Dan pengalaman tak terlupakan adalah rasa solidaritas para anggota komunitas.
"Suatu hari saat mau kembali ke Ponorogo bak saya kosong atau tidak ada yang diangkut. Bagi pebisnis kondisi seperti ini disayangkan. Namun lagi-lagi ada bantuan. Saya dikabari ada barang yang bisa diangkut menuju titik kepulangan, sehingga mobil tidak kosong dan dapat penghasilan pula," tutupnya.