"Jam operasional di fuel Terminal beroperasi selama 24 jam dengan tetap memperhatikan aspek HSSE. Kami juga menambah mobil tangki dengan spot charter sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi," tambah Fahrougi.
Sales Area Manager Retail Sulselbar Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Rainier Axel Siegfried Parlindungan Gultom menambahkan Pertamina menyalurkan BBM sesuai dengan kuota yang diberikan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).
Ia tak menampik pengguna Pertamax terus meningkat karena adanya penurunan harga dari Rp13.950 jadi Rp12.400.
"Kami juga sudah menambah suplai Pertalite 10% diatas rata-rata harian normal," ucapnya.
"Penjualan harian Pertalite juga mengalami penuruna 3,9% karena pada beralih ke Pertamax. Sedangkan penjualan harian Solar periode minggu pertama dan kedua bulan Oktober dibanding bulan September naik 0,36%," ucap Rainier.
Rainier menjelaskan kendala lain yang menyebabkan BBM kosong karena adanya longsor dan perbaikan jalan di Jalur Tompoladang antara Maros dan Bone yang membuat rute distribusi memerlukan penyesuaian.
"Sehingga Pertamina menyiapkan Regular Alternatife Emergency (RAE) dari Fuel Terminal terdekat ke lokasi SPBU terdampak," jelasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Baca Juga: KPK Periksa Komisaris Pertamina Edy Hermantoro, Dalami Pengadaan LNG Tanpa Izin