Infografis
Pertalite 90 menunjukkan nilai oktan 88, jauh di bawah nilai yang dijanjikan. Namun, Pertamax 92 justru memberikan kejutan positif dengan nilai oktan 94-95, melampaui spesifikasi yang tertera.
Sayangnya, Pertamax Turbo yang seharusnya menjadi produk unggulan dengan nilai oktan 98, justru menunjukkan hasil yang mengecewakan dengan nilai hanya 87-88.
Kondisi ini diduga terkait dengan rendahnya tingkat permintaan atau masalah dalam penyimpanan produk.
Temuan-temuan ini membuka mata publik tentang realitas kualitas BBM di Indonesia.
Meskipun beberapa produk menunjukkan inkonsistensi dengan nilai oktan yang dijanjikan, ada juga kejutan positif seperti performa Pertamax 92 yang melampaui ekspektasi.
Investigasi Pesulap Merah ini juga menggarisbawahi pentingnya pengawasan berkelanjutan terhadap kualitas BBM, mengingat perannya yang vital dalam kehidupan sehari-hari dan ekonomi nasional.
Ke depannya, hasil investigasi ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi Pertamina dan produsen BBM lainnya untuk terus meningkatkan dan menjaga konsistensi kualitas produk mereka.
Bagi konsumen, informasi ini dapat menjadi pertimbangan dalam memilih BBM yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan mereka.
Yang terpenting, transparansi dan akuntabilitas dalam industri BBM harus terus ditingkatkan demi kepentingan masyarakat luas.
Baca Juga: Cek Fakta: Video Mobil Maung Garuda Isi Bensin di SPBU Shell
