"Saya yakin tidak akan ada banyak perusahaan otomotif yang bisa bertahan, karena pada akhirnya ada BYD yang mendominasi. Saya tidak yakin ada perusahaan kecil lain yang bisa bertahan," kata Li.
Sementara analis lain Yiran mengatakan Xpeng, Li Auto dan Nio harus mencapai penjualan minimal 2 juta unit agar bisa bertahan di pasar mobil listrik China yang volume penjualannya mencapai 20 juta unit per tahun. Ia meramalkan hanya akan ada 10 merek yang bertahan.
"Masa depan sebagian besar merek mobil listrik saat ini tidak jelas," kata dia.
Selain BYD, datangnya pemain baru di pasar mobil listrik seperti Xiaomi dan Huawei - yang punya nama besar dan modal lebih kuat - menjadi kendala lain bagi Xpeng dkk.
Xiaomi misalnya, yang penjualannya sudah hampir sama dengan Xpeng, dinilai bisa memberikan kepercayaan lebih pada konsumen bahwa layanan yang mereka berikan akan bertahan di jangka panjang.
Di Indonesia sendiri Xpeng baru saja memperkenalkan dua buah mobilnya, yakni X9 dan G6. Di Tanah Air, Xpeng menggandeng perusahaan ritel Eraja Active Lifestyle sebagai agen pemegang merek.
Meski demikian hingga saat ini harga dua mobil Xpeng itu belum diketahui.