Bos Toyota Kembali Sindir Mobil Listrik: Tak Sepenuhnya Ramah Lingkungan

Rabu, 07 Mei 2025 | 15:14 WIB
Bos Toyota Kembali Sindir Mobil Listrik: Tak Sepenuhnya Ramah Lingkungan
Logo Toyota. [Cicero7/Pixabay]

Suara.com - Mobil listrik terus mendominasi berita utama sebagai kendaraan masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Namun sepertinya tidak demikian dengan Toyota yang lebih memilih menjalankan strateginya sendiri.

Bahkan Chairman Toyota, Akio Toyoda dengan tegas menjelaskan mengapa Toyota tidak mengikuti tren mobil listrik meski memiliki teknologi dan produk yang bisa disiapkan untuk bersaing dengan kompetitor-nya.

"Ketika istilah netralitas karbon menjadi populer, kami sebagai perusahaan mengatakan musuh kami adalah karbon. Kami harus fokus pada apa yang dapat kami lakukan segera untuk mengurangi karbon dioksida. Itulah dasar keputusan kami. Keputusan ini tidak berubah dan tidak akan berubah," ujar Toyoda dikutip Rabu (7 Mei 2025).

Sementara produsen mobil lain berlomba menuju mobil listrik, Toyota masih bertahan, bahkan sangat hati-hati memperluas jajaran kendaraan listriknya sambil terus memperbanyak produksi mobil hibrida.

Pengunjung mengamati mobil listrik Toyota bZ4X yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengunjung mengamati mobil listrik Toyota bZ4X yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Toyoda juga menyampaikan pengalaman Toyota dengan kendaraan hibrida, ia mengatakan Toyota telah menjual sekitar 27 juta kendaraan hibrida. Kendaraan hibrida tersebut memiliki dampak yang sama dengan 9 juta BEV (battery electric vehicle) di jalan raya.

"Namun, jika kami membuat 9 juta BEV di Jepang, hal itu justru akan meningkatkan emisi karbon, bukan menguranginya. Itu karena Jepang bergantung pada pembangkit listrik termal untuk listrik," jelas Toyoda.

Meskipun dalam hal ini pucuk pimpinan Toyota tersebut tidak menjabarkan lebih detail terkait angka yang disampaikan. Namun Toyoda tampak ingin memperlihatkan bahwa mobil listrik bukanlah solusi satu-satunya.

Memang mobil listrik bertenaga baterai tidak menghasilkan emisi gas buang saat beroperasi. Hanya saja produksi mobil listrik juga menghasilkan dampak lingkungan. Begitu juga saat melakukan pengisian daya dengan mengandalkan pembangkit listrik.

Ditambah dengan kondisi infrastruktur pengisian daya yang tidak merata di banyak wilayah, menjadi lebih mudah untuk memahami mengapa kendaraan hibrida masih masuk akal, setidaknya untuk saat ini.

Baca Juga: Gebrak Pasar! Harga Mobil Listrik Polytron di Bawah Rp300 Juta

Mobil Hybrid Toyota

Toyota sendiri telah mengembangkan mobil hybrid dari 1997 yang diawali dengan model Prius. Sejak saat itu, model hybrid telah berkembang menjadi bagian utama dari penjualan global perusahaan.

Permintaan sangat tinggi seperti di negara-negara Eropa dan Amerika Utara, di mana mobil hybrid yang dapat mengisi daya sendiri sering kali dianggap sebagai langkah praktis dan juga ramah lingkungan.

Sementara mobil listrik terus meraih pangsa pasar, ada segmen pembeli cukup besar yang masih belum yakin akan mobil listrik, baik dari segi biaya, kekhawatiran akan jarak tempuh, atau kurangnya infrastruktur. Toyota sejauh ini masih cukup sukses memanfaatkan celah tersebut.

"Sebagai sebuah perusahaan, kami sangat konsisten dalam mengatakan bahwa yang kami lawan adalah karbon dioksida. Kita harus mempertimbangkan semua opsi dan bekerja ke segala arah," tegas Toyoda.

Toyota Manfaatkan Celah di Tengah Perlambatan Mobil Listrik

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI