Suara.com - Mobil buatan China memiliki tantangan besar di tengah meningkatnya kabar kekhawatiran spionase atau pengintaian dari sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat (AS)
Dengan semakin canggihnya teknologi yang tersemat pada kendaraan listrik yang dilengkapi dengan sensor canggih dan konektivitas internet. Mobil-mobil China dinilai memungkinkan untuk melakukan pengumpulan data pribadi, biometrik, dan lokasi secara ekstensif.
Namun dengan semakin canggihnya teknologi yang ditawarkan justru memicu kekhawatiran serius mengenai potensi penyalahgunaan data untuk tujuan berbahaya, termasuk spionase.
Presiden AS sebelumnya, Joe Biden sempat secara tegas menyatakan keprihatinannya.
"China dapat membanjiri pasar kita dengan kendaraannya, menimbulkan risiko bagi keamanan nasional kita," kata Biden, dikutip Jumat (9 Mei 2025).

Kekhawatiran utama adalah kemungkinan pemerintah China menyalahgunakan data yang dikumpulkan oleh mobil-mobil ini, memicu ancaman serius terhadap keamanan dan privasi nasional.
Dalam sebuah insiden yang terjadi di Australia belum lama ini, sebuah laporan menunjukkan beberapa merek kendaraan listrik populer diduga memiliki "pintu belakang tersembunyi" yang memungkinkan produsen menguping percakapan di dalam kabin, semakin memperkuat kekhawatiran ini.
Setiap perangkat yang terhubung ke internet, terutama saat berhadapan dengan entitas sekompleks dan berpotensi bermusuhan seperti China, berpotensi menyalahgunakan data pengguna.
Sistem Konektivitas dan Otomatisasi
Baca Juga: 4 Cara Bikin Cuan Tanpa Modal Gede dari Hobi Otomotif, Bisa Jadi Sultan
Departemen Perdagangan AS telah menargetkan dua kategori teknologi utama, sistem koneksi kendaraan seperti Wi-Fi dan telepon dan sistem pengemudian otomatis.