Update Nasib Nissan Mei 2025: Karam tanpa Sekoci Penyelamat, 20 Ribu Buruh Global Kena Terancam PHK

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 17:36 WIB
Update Nasib Nissan Mei 2025: Karam tanpa Sekoci Penyelamat, 20 Ribu Buruh Global Kena Terancam PHK
Nissan Leaf siap bertransformasi menjadi SUV (Electrek)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ditambah dengan persaingan sengit dari pabrikan China yang terus merebut pasar global, Nissan semakin kesulitan menemukan pijakan yang stabil dalam industri yang semakin kompetitif.

Bulan lalu, perusahaan memperkirakan kerugian bersih antara 700 hingga 750 miliar yen pada tahun fiskal 2024, angka yang menjadi kerugian tahunan terbesar dalam sejarah Nissan.

Investasi yang Berantakan dan Merger yang Gagal

Ilustrasi mobil bekas murah tapi mewah Nissan Terrano. (Drive Place)
Ilustrasi mobil bekas murah tapi mewah Nissan Terrano. (Drive Place)

Tidak hanya masalah keuangan dan produksi, Nissan juga mengalami kegagalan dalam strategi investasinya.

Perusahaan sempat berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Prefektur Fukuoka, tetapi baru beberapa bulan setelah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah setempat, proyek tersebut dibatalkan tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, rencana merger dengan Honda juga kandas, setelah proposal Honda untuk menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan ditolak mentah-mentah oleh dewan Nissan.

Negosiasi ini gagal pada Februari, meninggalkan Nissan dalam posisi yang semakin sulit tanpa adanya mitra strategis yang bisa membantu mereka bangkit dari keterpurukan.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa hingga saat ini, Honda terlanjur enggan untuk kembali membuka peluang untuk kedua perusahaan tersebut merger.

Masa Depan Nissan yang Tak Menentu

Baca Juga: Pabrik BYD Baru Bisa Beroperasi Penuh Akhir 2026 Usai Tersandung Masalah Ketenagakerjaan

Dengan PHK massal, penutupan pabrik, krisis keuangan terbesar, dan strategi bisnis yang berantakan, Nissan kini berada di titik kritis yang akan menentukan apakah mereka masih bisa bertahan dalam industri otomotif global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI