Suara.com - Lowongan kerja lulusan S1 di Australia banyak dicari oleh para sarjana fresh graduate yang ingin mencari kerja di luar negeri. Simak di sini informasi selengkapnya.
Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di Indonesia sepanjang tahun 2025 sudah mulai terasa sejak awal tahun, terutama di sektor-sektor tertentu.
Sektor paling terdampak adalah sektor teknologi dan startup. Banyak perusahaan teknologi, termasuk startup, melakukan efisiensi besar-besaran akibat tekanan pendanaan dan lemahnya daya beli konsumen.
Beberapa nama besar seperti Ruangguru, Tokopedia, dan beberapa startup fintech telah memangkas ratusan hingga ribuan karyawan. Ini menyebabkan banyak orang Indonesia memilih mencari lowongan ke luar negeri seperti Australia.
Selain sektor teknologi dan startup, sektor manufaktur dan tekstil menjadi sektor kedua yang terdampak. PHK massal terjadi di industri tekstil dan garmen, terutama di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Faktor utama adalah penurunan permintaan ekspor dan biaya produksi yang tinggi.
Disusul kemudian oleh industri media dan retail. Perubahan perilaku konsumen dan peralihan ke platform digital menyebabkan banyak media cetak serta toko retail konvensional menutup operasionalnya sebagian atau penuh.
Penyebab utama adanya gelombang PHK adalah karena tekanan ekonomi global seperti ketidakpastian geopolitik dan harga komoditas yang fluktuatif.
Faktor konsolidasi bisnis dan efisiensi setelah pandemi dan digitalisasi besar-besaran yang membuat beberapa posisi tidak relevan lagi. Ketiga karena faktor turunnya daya beli akibat inflasi yang masih tinggi di beberapa daerah.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenaker dan Kemenko Perekonomian sedang menyusun paket insentif dan pelatihan ulang (reskilling) bagi pekerja terdampak. Kartu Prakerja masih menjadi salah satu instrumen andalan, dengan kuota tambahan direncanakan pada pertengahan 2025.
Baca Juga: Sehari Usai Dilantik Langsung ke Indonesia, Prabowo Akan Terima Kunjungan PM Albanese di Istana
Jika kondisi ekonomi global membaik di semester dua 2025, gelombang PHK bisa mulai mereda. Namun, sektor-sektor yang belum bertransformasi digital secara maksimal masih berisiko mengalami efisiensi lanjutan.