Suara.com - Toyota membantah rumor yang menyebutkan bahwa pihaknya akan mengakuisisi Neta, pabrikan mobil listrik asal China yang sedang mengalami masalah keuangan dan diramalkan segera bangkrut.
Toyota China, seperti dilansir dari Car News China pekan ini, mengatakan rumor itu tidak berdasar sama sekali.
"Kami belum pernah mendengar soal ini dan kami minta tolong agar rumor ini diklarifikasi," kata Xu Yiming, Kepala Divisi Komunikasi Toyota Motor Investment, yang beroperasi di China.
Di sisi lain, Neta juga telah menerangkan bahwa rumor tersebut salah serta tak berdasar. Tetapi kabar bahkan Neta bangkrut dalam waktu tak lama lagi sudah ramai berembus.

Sebelumnya diwartakan muncul rumor bahwa Toyota, raksasa otomotif dunia dari Jepang, hendak mengambil alih Neta untuk mengembangkan mobil listrik dan memperbesar pasarnya di China.
Kabarnya, Toyota sedang dalam tahap mengevaluasi rencana untuk mengambil alih Neta, perusahaan yang didirikan oleh Hozon New Energy Auto pada 2014 silam.
Neta memang bisa jadi target yang masuk akal, karena perusahaan otomotif itu sedang mengalami krisis keuangan yang cukup parah dan bahkan dikabarkan akan segera bangkrut.
Akuisisi juga bisa jadi jalan keluar instan bagi Neta dari krisis yang melanda perusahaan sejak 2024 lalu, ketika perusahaan mulai menutup pabrik, melakukan PHK dan bahkan dilaporkan telat melakukan pembayaran untuk para pemasok komponen serta dealer.
Perusahaan sempat berusaha untuk mencari investasi baru pada Januari lalu dan menargetkan mengumpulkan dana hingga 4,5 miliar yuan. Tetapi sayang rencana itu gagal karena investor disebut sudah kehilangan kepercayaan.
Baca Juga: Konsumen AION V Diminta Bersabar, Waktu Pengiriman Unit Mundur dari Jadwal
Kegagalan itu tak lepas dari berhenti beroperasinya pabrik Neta karena kurangnya pasokan komponen, kara para supplier sudah tak percaya dan banyak yang belum dibayar oleh perusahaan tersebut.
Puncaknya pada April kemarin, ketika pabrik Neta di Tongxiang digeruduk oleh puluhan perwakilan dealer di Tiongkok.
Mereka menuntut pembayaran atas unit-unit mobil yang tidak dikirimkan ke konsumen dan kompensasi untuk kerugian yang mereka tanggung.
Para perwakilan dealer mengatakan bahwa meski Neta tak kunjung mengirimkan mobil-mobil yang telah dipesan, mereka selama ini tetap beroperasi melayani konsumen.
Mereka tetap beroperasi dan menghindari menyebarnya berita negatif tentang Neta, karena berharap pabrikan tersebut akan memenuhi janji untuk mengganti kerugian serta mengirimkan mobil yang sudah dipesan.
"Kami yakin pabrikan akan menghormati komitmennya, tetapi sejak September kemarin Neta tak pernah menghiraukan keluhan kami - tidak sekali pun," kata perwakilan dealer Neta.
"Kami mendengar bakal ada investasi baru, produksi dilanjutkan dan pertemuan untuk para dealer. Tetapi kami justru semakin terpuruk dalam utang ketika menunggu kabar dari Neta," lanjut perwakilan dealer.
Para dealer mengatakan mereka sudah membayar jutaan yuan untuk membeli unit-unit mobil ke Neta. Sayangnya hingga kini mobil-mobil itu tak juga dikirim. Alhasil para dealer kini dikejar-kejar konsumen dan bank.
"Kami tak mau Neta hancur, tapi hanya butuh akuntabilitas, tegas salah satu demonstran.

Selain itu, dikabarkan bahwa Hozon New Energy Auto juga telah digugat pailit di China pada 13 Mei kemarin. Gugatan pailit itu kini tengah diproses di pengadilan menengah di Jiaxing, Provinsi Zhejiang.
Neta sendiri masih mengandalkan penjualannya di luar China, setelah pasarnya di Tiongkok semakin menyusut. Pada awal tahun ini saja, penjualan mobil Neta di China kurang dari 500 unit per bulan.
Di luar negeri, Neta mengandalkan penjualannya di beberapa negara termasuk Thailand dan Indonesia. Di Tanah Air, mobil-mobil Neta diproduksi di fasilitas PT Handal Motor Indonesia, meski demikian penjualannya masih di bawah 100 unit per bulan.
Selama Januari - April 2025, Neta baru menjual setotal 250 unit mobil di Tanah Air yang terdiri dari Neta V II dan Neta X. Selain itu, Neta juga telah menutup dealer pertamanya di Indonesia, yang terletak di Kelapa Gading, Jakarta.