“Pasar otomotif Indonesia sangat potensial. Jangan sampai kehilangan momentum hanya karena kenaikan harga atau pengurangan tenaga kerja yang bisa memicu efek domino,” ujar dia.
Penjualan Anjlok
Penjualan mobil secara wholesales (dari pabrik ke dealer) pada Semester I 2025 turun 8,1 persen menjadi 374.740 unit, dari sekitar 408.012 di paruh pertama 2024 lalu.
Penurunan ini melanjutkan tren melemahanya pasar kendaraan roda empat Indonesia yang pada Semester I 2024 juta turun 19,4 persen, dari 506.427 unit di Semester I 2023 menjadi 408.012 unit di periode yang sama tahun lalu.
Dengan penjualan mobil yang belum sampai 400.000 unit hingga setengah tahun ini, maka tampaknya target Gaikindo yang mencapai 850.000 unit pada tahun ini akan meleset.
Sebelumnya Daihatsu pada awal bulan ini mengatakan kondisi pasar mobil Indonesia di 2025 ini bahkan lebih parah dibandingkan di era Covid-19 lalu.
"Dalam sejarahnya kita industri otomotif, ini menjadi satu experience yang baru. Era Covid-19 pun bukan kayak begini," kata Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono belum lama ini.
"Kalau Covid-19 kan, ibaratnya semuanya tiarap. Kalau sekarang kan enggak tiarap. Tetapi kok enggak lari-lari gitu," imbuh Tri.
Ia menduga kondisi pasar yang tidak menentu ini disebabkan antara lain oleh kondisi global yang juga kian tak menentu akibat konflik serta perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat. Selain itu ia juga tidak menafikan turunnya daya beli masyarakat Indonesia saat ini.
Baca Juga: Penjualan Mobil di Semester Pertama Anjlok, Daihatsu: Lebih Parah dari Era Covid-19