Penjualan Mobil di Semester Pertama Anjlok, Daihatsu: Lebih Parah dari Era Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 10 Juli 2025 | 18:56 WIB
Penjualan Mobil di Semester Pertama Anjlok, Daihatsu: Lebih Parah dari Era Covid-19
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono (kiri) mengatakan kondisi pasar mobil Indonesia pada 2025 lebih parah dari era Covid-19 lalu. [Suara.com/Liberty Jemadu

Suara.com - Penjualan mobil di Indonesia selama Semester I 2025 terus anjlok dan Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono mengatakan kondisi pasar ini lebih parah dari era Covid-19 lalu.

Tri, yang ditemui di Palembang, Sumatra Selatan baru-baru ini mengatakan penjualan mobil anjlok hingga Juni 2025 dan diprediksi belum mencapai 400.000 unit - sementara Gaikindo menargetkan penjualan mobil tahun ini mencapai 850.000 unit.

Selain itu, hingga Juni para produsen otomotif juga belum melihat adanya tanda-tanda penjualan kendaraan roda empat Indonesia akan naik.

"Dalam sejarahnya kita industri otomotif, ini menjadi satu experience yang baru. Era Covid-19 pun bukan kayak begini," terang Tri dalam obrolan di sela-sela ajang Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 di Palembang.

Ia mengatakan dengan penjualan selama setengah tahun yang baru mencapai sekitar 390.000 unit, maka target 850.000 unit hingga akhir tahun akan cukup sukar dicapai.

Adapun penjualan mobil pada tahun pertama wabah Covid-19, yakni 2020, turun hingga sekitar 500.000 unit. Tapi pada 2021, penjualan mobil nasional mencapai kurang lebih 863.000 unit.

Angka ini juga kemudian naik menjadi di atas 1 juta unit di 2022 dan 2023. Tetapi pada tahun lalu, penjualan mobil mulai merosot kembali ke angka 800.000an unit, tren yang terus berlangsung hingga paruh pertama 2025.

Lebih lanjut Tri mengatakan penjualan kondisi pasar otomotif Indonesia pada tahun ini lebih parah dari era Covid-19 bukan saja dari segi angka penjualan, tetapi juga soal kondisi yang tidak menentu.

"Kalau Covid-19 kan, ibaratnya semuanya tiarap. Kalau sekarang kan enggak tiarap. Tetapi kok enggak lari-lari gitu," jelas dia.

Baca Juga: Daihatsu Gran Max Modifikasi Gofar Hilman Akan Digratiskan

"Dengan kondisi seperti ini, kita dari bulan ke bulan masih tetap akan wait and see terus," lanjut dia.

Tri Mulyono kemudian menjelaskan, ia menduga kondisi pasar yang tidak menentu ini disebabkan antara lain oleh kondisi global yang juga kian tak menentu akibat konflik serta perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat.

"Dengan kondisi global, ini membuat orang yang meski memegang modal pun tidak yang serta-merta merealisasikan (pembelian mobil). Artinya dia masih berpikir lagi," beber Tri.

Selain itu ia juga tidak menafikan turunnya daya beli masyarakat Indonesia saat ini. Tri mencontohkan fenomena naiknya rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di lembaga pembiayaan.

Tri bercerita kini konsumen yang mengalami kesukaran dalam membayar cicilan adalah mereka yang tadinya dinilai tidak akan bermasalah, karena sudah mencicil selama 9 sampai 12 kali dengan mulus.

"Enggak, karena bukan masalah debitur baru. Debitur yang sudah sustainable, yang biasanya 9 bulan sudah lancar, pasti ke depannya lancar. Sekarang enggak," jelas Tri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI