Kuota Impor Habis di Akhir Tahun, Produsen Mobil Listrik China Harus Bangun Pabrik di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 06 Agustus 2025 | 19:40 WIB
Kuota Impor Habis di Akhir Tahun, Produsen Mobil Listrik China Harus Bangun Pabrik di Indonesia
Pemerintah memperingatkan bahwa kuota impor mobil listrik akan berakhir pada 2025. Merek-merek asal China diminta mulai produksi di dalam negeri. (Shutterstock).

Suara.com - Merek-merek mobil listrik China diperingatkan untuk segera membangun dan mengoperasikan pabrik di Indonesia, karena kuota impor yang ditetapkan oleh pemerintah akan habis pada akhir tahun 2025 ini.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan bahkan setelah kuota impor mobil listrik habis, merek-merek mobil listrik yang didominasi pabrikan asal China juga diminta memproduksi baterai berbasis nikel di Indonesia.

“Akhir tahun ini mereka sudah selesai kuota impornya. Nah, setelah itu mereka harus bikin pabriknya di Indonesia. Kami akan mendorong mereka menggunakan baterai NMC (nickel mangan cobalt),” ucap Nurul Ichwan di sela-sela acara International Battery Summit, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Nurul menyampaikan langkah tersebut bertujuan untuk memaksimalkan penjualan baterai berbasis nikel, sebab selama ini kendaraan listrik yang banyak di Indonesia menggunakan baterai berbasis lithium.

Dengan mendorong penggunaan baterai berbasis nikel, Nurul berharap pasar untuk baterai berbasis nikel akan meningkat, sehingga hasil hilirisasi nikel di Indonesia dapat terserap dengan baik.

“Regulasinya juga harus kami perbaiki untuk lebih mendorong kehadiran EV dengan menggunakan NMC, sehingga pasarnya menarik, barangnya diserap,” tuturnya.

Terkait dengan kebutuhan regulasi, Analis Kebijakan Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan Riznaldi Akbar menyampaikan Kementerian Keuangan sedang mengkaji kemungkinan pemberian insentif untuk kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis nikel.

“Kalau di DJSEF masih dalam kajian,” ucap Riznaldi.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, saat ini pihaknya tengah mendorong regulasi agar produsen kendaraan listrik (Electric vehicle/EV) di Indonesia untuk menggunakan baterai berbasis nikel, mengingat selama ini baterai yang digunakan berbasis lithium.

Baca Juga: Konsumen Wuling Khawatir Harga Mobil Listrik Bekas Terjun Bebas Akibat Pemangkasan Harga

"Pelan-pelan kita juga mendorong regulasi untuk yang pabrik-pabrik EV Indonesia sekarang yang produsen mobilnya supaya shifting juga dari lithium base ke nickel base," kata dia ditemui usai acara International Battery Summit 2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Disampaikan dia, saat ini BUMN sudah masuk dalam proyek baterai kendaraan listrik, seperti proyek bersama dengan CATL dan Huayou, serta turut mendorong untuk menambah porsi investasi di industri antara (midstream).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI