Kena Denda Servis Mobil Listrik, Coach Justin Kritik Kebijakan Pabrikan Otomotif China

Rabu, 17 September 2025 | 05:49 WIB
Kena Denda Servis Mobil Listrik, Coach Justin Kritik Kebijakan Pabrikan Otomotif China
Ilustrasi Logo BYD. [Suara.com/Liberty Jemadu]
Baca 10 detik
  • Coach Justin Keluhkan Layanan Purna Jual Mobil Listrik China
  • Konsumen Kena Denda Terlambat Lakukan Service Berkala
  • Layanan Purna Jual Mobil Listrik China Dinilai Tidak Fleksibel

Suara.com - Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana atau yang lebih dikenal dengan Coach Justin, mengungkap pengalaman kurang menyenangkan saat melakukan servis mobil listrik BYD Seal miliknya.

Coach Justin mengaku dikenakan biaya tambahan karena terlambat melakukan servis berkala selama satu bulan. Padahal menurutnya, layanan tersebut seharusnya gratis.

Keluhannya disampaikan melalui kanal YouTube @TrifellasID dalam sesi podcast yang diunggah belum lama ini.

“Setahun ini kan ada servis berkala. Dia bilang 1 Agustus (Pihak BYD). Kita kan nggak punya supir dan sibuk jadi telat lah saya. 2 September saya bikin janji, tapi coach kena charge (denda). Telat sebulan saja sudah kena charge. Dari mana jalannya, kan harusnya gratis,” ungkapnya, dikutip Rabu (17 September 2025).

Sementara, ia membandingkan pengalamannya dengan sejumlah merek mobil lain seperti Honda dan Mazda yang juga dimilikinya yang mana lebih fleksibel dalam memberi tenggang waktu servis. Bahkan, tidak memberikan denda meskipun terlambat.

Akibat keluhan tersebut, pihak BYD menawarkan agar tim pemasaran yang menanggung denda keterlambatan sebagai bentuk tanggung jawab karena tidak menyampaikan informasi itu sebelumnya.

Namun menurut Justin, persoalan ini bukan soal biaya melainkan soal prinsip dan keadilan bagi konsumen. Ia menilai kebijakan pabrikan mobil asal China itu bisa menurunkan kepercayaan pasar di tengah ketatnya persaingan otomotif di Indonesia.

“Ini masalah kebijakan. Di sini udah ada 12-13 merek China di mana mereka harusnya memberikan servis yang benar. Sekarang satu kasus di mana saya harus bayar. Tapi kan kita nggak tau ada kasus-kasus terselubung lagi yang kita harus bayar,” ujarnya.

“Saya punya mobil Chery juga, Chery Omoda, kena denda juga. Jadi kayaknya perusahaan China ini harus belajar dari perusahaan Jepang terkait kebijakan ini,” tambahnya.

Baca Juga: Insentif Mobil Listrik Berakhir, Chery Masih Pede Dengan Jajaran Produk yang Dimiliki

Selain itu, Justin menyebut kebijakan tersebut bukan berasal dari tenaga kerja di showroom tetapi dari jajaran petinggi.

Menurutnya, meski mobil listrik ditawarkan dengan harga terjangkau, perusahaan asal China seharusnya tidak seenaknya membebankan biaya yang tidak jelas.

Ia pun mengingatkan calon pembeli mobil listrik untuk memastikan detail aturan servis termasuk potensi denda jika terlambat.

Justin juga mendorong produsen otomotif untuk memberi pelayanan purna jual yang lebih adil dan tidak merugikan konsumen.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI