Infografis
Suara.com - Kanal Otomotif menyuguhkan sederet berita menarik untuk pembaca pada Rabu, 17 September 2025. Bukan hanya berita dari dalam negeri, namun juga luar negeri.
Dimulai dari jadwal pemutihan pajak 2025 di berbagai daerah Indonesia. Kemudian daftar harga motor Kawasaki.
Selain itu, ada deretan mobil yang sepi peminat dan terungkapnya leluhur Ninja 250 yang punya teknologi unik
Tak kalah menarik dari luar negeri, rencana pembelian mobil baru untuk DPR Timor Leste didemo oleh gen Z.
Selengkapnya berikut rangkuman 5 artikel terpopuler Otomotif Suara.com hari ini.
1. Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan yang Masih Berlaku di Beberapa Daerah
Sejumlah pemerintah daerah di Indonesia masih membuka program pemutihan pajak kendaraan bermotor pada 2025.
Program ini bertujuan memberi keringanan bagi pemilik kendaraan untuk melunasi tunggakan pajak tanpa dikenakan denda.
Baca Juga: Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
2. Harga Motor Kawasaki Terbaru di September 2025
Kawasaki kembali merilis daftar harga motor terbaru untuk September 2025, dengan pilihan model yang makin beragam.
Dari sport hingga cruiser, total 45 varian tersedia di pasar Indonesia. Harga termurah mulai Rp36 jutaan, sementara seri tertinggi tembus Rp890 juta.
3. Merek Mobil Paling Sepi Peminta di Indonesia
Pasar otomotif Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang Agustus 2025.
Namun di sisi lain, ternyata ada cerita pilu dari beberapa merek mobil yang justru sepi peminat dan cenderung kurang diminati.
4. Sesepuh Ninja Punya Spek Menarik
Asal-usul motor legendaris Kawasaki Ninja 250 menuai rasa penasaran.
Ternyata, motor itu lahir awal 80-an dan punya teknologi super unik, yang bahkan tidak ditemukan di versi modernnya.
5. Mobil Baru DPR Picu Demo Besar-besaran di Timor Leste
Rencana pengadaan mobil baru untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Timor Leste menjadi isu panas yang memicu gelombang demonstrasi besar.
Publik, khususnya generasi muda atau Gen Z, menolak rencana pembelian Toyota Prado yang dinilai terlalu mewah di tengah kondisi sosial ekonomi negara yang masih menghadapi banyak tantangan.
