Namun demikian, masih banyak tantangan yang harus diatasi. “Khusus untuk sektor keuangan syariah, rendahnya tingkat literasi dan inklusi masyarakat masih menjadi tantangan besar. Khusus bagi pasar modal syariah, masih minimnya jumlah dan variasi produk yang diterbitkan oleh para pelaku industri menjadi salah satu hambatan utama.
Masih banyak tugas bersama yang harus diselesaikan di 2021,” tambah Dian.
Novi Imelda, Chief Investment Officer Prudential Indonesia mengatakan, untuk PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund, strategi investasinya adalah menempatkan dana nasabah pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), atau Sukuk, yang aman dan dijamin negara dengan risiko default nol, serta di saham-saham luar negeri yang memenuhi prinsip syariah dan cenderung tangguh, serta diperkirakan akan terus
bertumbuh, seperti teknologi, kesehatan, dan konsumsi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa produk investasi terbarunya itu sangat sesuai bagi nasabah dengan profil risiko moderat sekaligus memaksimalkan potensi pasar modal syariah.
"Alokasi aset dilakukan sesuai dengan prinsip Syariah, dengan alokasi aset 0-79% pada ekuitas syariah global, 0-79% pada pendapatan tetap syariah, dan 0-20% pada kas, deposito dan atau instrumen pasar uang termasuk reksadana pasar uang syariah," jelasnya.
Tak hanya itu, PRULink Syariah Rupiah Multi Asset Fund pun, sambung Novi, dikelola secara aktif dan dinamis sehingga dapat dipilih dalam berbagai kondisi ekonomi.
Dalam mengelola dana nasabah, Prudential Indonesia bekerja sama dengan Eastspring Investments Indonesia (Eastspring Indonesia), perusahaan Manajer Investasi dengan Total Dana Kelolaan terbesar di Indonesia, dan menerapkan prinsip kehati-hatian secara optimal dalam memilih instrumen investasi yang memiliki fundamental baik dan
pendanaan yang kuat. Keduanya juga punya pengalaman panjang dalam menjaga kepercayaan nasabah, termasuk di tengah berbagai krisis besar, antara lain krisis finansial 2013 dan perang dagang AS-China.