Sungai Watch: Botol Air Minum Paling Banyak 'Nyampah' di Bali

Kamis, 02 Desember 2021 | 13:05 WIB
Sungai Watch: Botol Air Minum Paling Banyak 'Nyampah' di Bali
Sampah plastik mendominasi sungai. (Dok: Sungai Watch)

Laporan juga punya data rinci ihwal sampah botol minuman kemasan. Disebutkan, umumnya jenis PET (Polyethylene terephthalate), dengan ukuran kebanyakan 600 ml dan 300 ml. Dari pemilihan berdasarkan merek, laporan menyebut botol air mineral dengan merek Danone Aqua yang paling banyak mengotori sungai, yakni sekitar 38 persen dari keseluhan sampah botol plastik. Di posisi kedua adalah botol Teh Pucuk Harum, minuman ikonik produksi Mayora.

Di luar dua merek itu, laporan memasukkan berturut-turut Sprite, Coca Cola dan Pocari Sweat dalam daftar lima besar merek botol kemasan yang paling mencemari sungai di Bali. Sementara dalam soal sampah gelas plastik, digambarkan sebagai "paling joroknya sampah di sungai", ada lima merek yang paling mengotori sungai, yakni Aqua (Danone), Teh Gelas (Orang Tua), Okay Jelly Drink (Suntory) dan Ale Ale (Wings Surya).

Bila semua sampah plastik itu dikelompokkan berdasarkan induk perusahaan, maka disimpulkan ada lima besar perusahaan induk paling jorok, yakni berturut-turut Danone, Coca Cola, Mayora Indah, PT. Sinar Sosro, dan PT. Amerta Indah Otsuka.

"Kami sungguh meyakini kekuatan data untuk memulai sebuah percakapan dengan korporasi (terkait kewajiban lanjutan mereka sebagai produser), distributor, pemerintah, dan konsumen," kata Bencheghib, menuliskan dalam pengantar laporan.

Lima Produk Paling Mencemari 
Dalam laporan ini disebutkan pula enam produk dengan sampah paling mencemari sungai, yaitu:
Botol plastik. Sampah dari botol plastik berkontribusi 2,3% dari total sampah yang dikumpulkan, atau sekitar 3.775 botol. Dari ribuan botol tersebut, teridentifikasi botol plastik merek Aqua mendominasi dengan 1.394 botol, disusul pucuk harum (392 botol), Sprite (247 botol), Coca Cola (184 botol) dan pocari sweat (121 botol)

Gelas plastik sekali pakai. Di Bali, gelas plastik menjadi salah satu penyumbang sampah plastik yang paling buruk. Dalam laporan ini lebih dari 5.117 gelas plastik yang dikumpulkan. Ada empat merek yang teridentifikasi, yakni Aqua, teh gelas, okay jelly drink, dan ale-ale. Dimana merek Aqua (danone) mendominasi jumlah sampah yang ada yakni 27% dari total sampah gelas plastik yang dikumpulkan, atau 1.378 buah.

Sampah kaleng dan logam. Kaleng dan logam dikenal paling mudah didaeur ulang. Dari data yang dikumpulkan, sampah jenis ini menyumbang 1,2% dari toal sampah yang dikumpulkan dalam laporan ini. kebanyakan mereka adalah kaleng bekas soft drink.

Lima merek yang mendominasi sampah dalam penelitian ini adalah larutan produksi pabrik Sinde Budi Sentosa dengan 39 buah kaleng, disusul merek Sensacools dari Enesis (37 kaleng), Nestle Bear Brand produk Nestle (35 kaleng), Schweppes dari Coca Cola (15 kaleng), dan coca cola dari produsen minuman bersoda Coca Cola sebanyak 13 kaleng.

Kantong plastik. Kantong plastik menjadi sampah paling banyak ditemukan di sungai, mencapai 18,1 persen. Plastik warna putih menjadi plastik yang paling mudah didaur ulang dibanding plastik berwarna lain.

Baca Juga: KLHK: Galon Guna Ulang Miliki Hirarki Tertinggi untuk Kurangi Sampah Plastik

Sandal. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa mereka menemukan total 586 sandal dengan mayoritas berwarna hitam,, diikuti biru, hijau, dan pink. Mereka menyebut lebih banyak sandal bagian kiri (513) dibanding bagian kanan (271) buah.

Syrofoam dan plastik keras. Adapun sampah styrofoam mengisi 0,7 persen dari total sampah yang dikumpulkan, atau sekitar 36kg. Sedangkan plastik keras, dilaporkan berkontribusi sebesar 2,1 persen ( 108kg) dari total smapah yang terkumpul.

Temuan Sungai Watch itu sejalan dengan brand audit, dalam skala yang global, keluaran Break Free from Plastic, sebuah organisasi nirlaba dengan 11.000 orang relawan di 45 negara, termasuk Indonesia.

Dalam sebuah dokumen yang dirilis pada 25 Oktober silam, lembaga menyebut Danone, Wings dan Mayora Indah sebagai tiga perusahaan yang kemasan plastiknya paling banyak mencemari lingkungan di Indonesia selama dua tahun berturut-turut sejak 2020. Di level global, lembaga menyebut Coca-cola, PepsiCo dan Unilever sebagai tiga perusahaan teratas pencemar lingkungan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI