Audit Merek Pencemar Sungai
Inisiatif lingkungan Sungai Watch belakangan menggema ke luar Bali. Di Jawa Timur, organisasi lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation bahkan sampai tergerak membuat sebuah Museum Plastik. Museum itu antara lain memajang sebuah karya seni yang tersusun dari 3.500 lebih jenis sampah botol plastik yang mencemari banyak sungai di Jawa Timur.
Beda dengan Ecoton, Sungai Watch punya keunggulan tersendiri. Para relawan organisasi ini mensortir semua sampah plastik yang terkumpul, mendatanya berdasarkan jenis plastik, kategori produk, merek, dan kondisinya. Pendek kata, brand audit atas sampah perusahaan hingga akhirnya menghasilkan laporan bertajuk "River Plastic Report 001" tersebut .
Laporan menyebutkan ada 400 merek plastik, terafiliasi pada 100 perusahaan, yang produknya mengotori sungai di Bali. Bentuk sampah korporasi itu disebutkan antara lain berupa botol plastik, sedotan, kantong kresek, kemasan saset, gelas plastik, ban, sendal, kertas dan kartus, styrofoam, dan plastik keras jenis HDPE.
Laporan tersebut juga mendaftar lima perusahaan yang plastik kemasannya paling banyak mencemari sungai di Bali, yaitu Danone Aqua, Wings Corp, Unilever, Santos Jaya Abadi dan Siantar Top.
"Perusahaan yang paling banyak mencemari sungai dalam laporan ini adalah Danone Aqua dengan 2.834 buah plastik, disusul Wings Corp dengan 1.928 plastik dan Unilever dengan 1.625 plastik," kata laporan itu, merujuk pada hasil pemilihan 5,2 juta ton sampah plastik yang terkumpul.
Laporan juga punya data rinci ihwal sampah botol minuman kemasan. Disebutkan, umumnya jenis PET (Polyethylene terephthalate), dengan ukuran kebanyakan 600 ml dan 300 ml. Dari pemilihan berdasarkan merek, laporan menyebut botol air mineral dengan merek Danone Aqua yang paling banyak mengotori sungai, yakni sekitar 38 persen dari keseluhan sampah botol plastik. Di posisi kedua adalah botol Teh Pucuk Harum, minuman ikonik produksi Mayora.
Di luar dua merek itu, laporan memasukkan berturut-turut Sprite, Coca Cola dan Pocari Sweat dalam daftar lima besar merek botol kemasan yang paling mencemari sungai di Bali. Sementara dalam soal sampah gelas plastik, digambarkan sebagai "paling joroknya sampah di sungai", ada lima merek yang paling mengotori sungai, yakni Aqua (Danone), Teh Gelas (Orang Tua), Okay Jelly Drink (Suntory) dan Ale Ale (Wings Surya).
Bila semua sampah plastik itu dikelompokkan berdasarkan induk perusahaan, maka disimpulkan ada lima besar perusahaan induk paling jorok, yakni berturut-turut Danone, Coca Cola, Mayora Indah, PT. Sinar Sosro, dan PT. Amerta Indah Otsuka.
"Kami sungguh meyakini kekuatan data untuk memulai sebuah percakapan dengan korporasi (terkait kewajiban lanjutan mereka sebagai produser), distributor, pemerintah, dan konsumen," kata Bencheghib, menuliskan dalam pengantar laporan.
Baca Juga: KLHK: Galon Guna Ulang Miliki Hirarki Tertinggi untuk Kurangi Sampah Plastik
Lima Produk Paling Mencemari
Dalam laporan ini disebutkan pula enam produk dengan sampah paling mencemari sungai, yaitu:
Botol plastik. Sampah dari botol plastik berkontribusi 2,3% dari total sampah yang dikumpulkan, atau sekitar 3.775 botol. Dari ribuan botol tersebut, teridentifikasi botol plastik merek Aqua mendominasi dengan 1.394 botol, disusul pucuk harum (392 botol), Sprite (247 botol), Coca Cola (184 botol) dan pocari sweat (121 botol)