Paparan Direksi diakhiri oleh Bambang Suherman, selaku Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis yang mengatakan, terdapat 3 tantangan besar dalam pengembangan potensi kedermawanan dan filantropi di Indonesia, yakni menyajikan informasi sebagai literasi publik, mengikat kerjasama dengan banyak lembaga dan mempercepat proses penyebaran manfaat sebesar-besarnya.
Tak hanya jajaran manajemen Dompet Dhuafa yang memaparkan hasil kinerja, salah satu penanggap yang hadir langsung yakni Dr. Aviliani, S.E., M.Si, selaku Ekonom IDEF & Pengurus Kadin Pusat, mengutarakan, struktur ekonomi Indonesia yang masih cukup tergantung pada dana portofolio. Sehingga rupiah kita cenderung menguat terus dan berdampak pada harga pangan.
"Menurut saya hal ini dapat ditanggulangi dengan pengembangan di bidang pertanian dan peternakan," imbuhnya.
Sementara di akhir acara, Hendri Saparini, selaku Bendahara Umum Yayasan Dompet Dhuafa menjelaskan, salah satu hal yang harus diperhatikan Dompet Dhuafa di 2022, yaitu dari sudut pekerja informal tidak mudah untuk terserap ke sektor formal.
"Selain kualifikasi juga tren sektor formal yang semakin mengadopsi teknologi," pungkasnya.