Jangan Disepelekan, Toxic Masculinity Bisa Jadi Penghambat Kemajuan Organisasi

Kamis, 17 Maret 2022 | 13:24 WIB
Jangan Disepelekan, Toxic Masculinity Bisa Jadi Penghambat Kemajuan Organisasi
Ilustrasi bekerja.[pexels.com/Andrea Piacquadio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hasilnya, sebanyak 91 persen responden tidak setuju apabila laki-laki tidak memerlukan teman curhat, lalu diikuti oleh 88 persen yang tidak setuju kalau laki-laki tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, laki-laki harus lebih dominan dari perempuan dalam segala hal sebanyak 80%, serta laki-laki tidak perlu mengurus rumah tangga dan mengasuh anak sebanyak 95% responden yang tidak setuju. Hal ini menampik anggapan sosial bahwa tugas domestik hanya dilakukan oleh perempuan.

Selain itu, pernyataan setuju oleh responden tercatat ada 81 persen pada pernyataan secara fisik dan mental laki-laki harus kuat, kemudian laki-laki lebih pantas untuk melakukan pekerjaan berat atau fisik sebanyak 62%, dan laki-laki dinilai harus selalu bisa mengambil keputusan dalam pekerjaannya diamini 71% responden.

IBCWE melakukan survei cepat ini pada 896 orang selama bulan Februari 2022. Responden tersebut terbagi atas 532 perempuan (59,4%), 362 laki-laki (40.4%), dan 2 orang yang tidak menyebutkan jenis kelaminnya (0,2%). Sebagian besar responden berusia 25-34 tahun, yaitu sebanyak 311 orang.

Dari total 535 responden yang mengaku menikah, sebanyak 237 di antaranya adalah laki-laki (65%), sebanyak 297 adalah perempuan (56%), dan sisanya tidak menyebutkan jenis kelaminnya. Dari sisi pendidikan, sebagian besar responden yang berjumlah 498 orang merupakan sarjana, di mana 210 orang (58%) di antaranya laki-laki, dan 288 responden (54%) merupakan perempuan.

Responden yang mengaku bekerja sebagai karyawan swasta mencapai 491 orang di mana 206 orang (57%) merupakan laki-laki, 284 orang (53%) adalah perempuan, dan sisanya tidak menyebutkan jenis kelaminnya.

Hasil survei IBCWE mengenai Toxic Masculinity yang dilakukan pada Februari 2022 (Istimewa)
Hasil survei IBCWE mengenai Toxic Masculinity yang dilakukan pada Februari 2022 (Istimewa)

Lelaki Turut Serta

Agar keberagaman dan inklusi di tempat kerja tercapai, keterlibatan dan dukungan dari semua gender sangat penting, termasuk laki-laki. Penelitian global dari Boston Consulting Group menunjukkan, saat laki-laki terlibat langsung dalam keberagaman gender, baik laki-laki maupun perempuan percaya bahwa perusahaan mereka dapat membuat kemajuan yang jauh lebih besar dalam mencapai kesetaraan gender.

Data menunjukkan bahwa perusahaan di mana laki-laki secara aktif terlibat dalam program inklusi gender, 96 persen melaporkan kemajuan—dibandingkan dengan 30 persen perusahaan di mana laki-laki tak terlibat. Namun, perusahaan cenderung cuma fokus pada perubahan perempuan daripada memecahkan struktural sistemik yang menyebabkan hak istimewa laki-laki dan menegakkan perilaku laki-laki.

Maka dari itu, IBCWE dan didukung oleh Kemen PPPA meluncurkan Kampanye Lelaki Turut Serta yang diikuti oleh perwakilan laki-laki dari Perusahaan anggota IBCWE. Kampanye ini berfokus pada empat hal utama untuk menunjukkan keterlibatannya dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yakni komitmen, pengembangan kompetensi terkait kesetaraan gender di tempat kerja, jejaring, dan advokasi.

Baca Juga: 3 Hal Ini Boleh Dilakukan Pria Tanpa Menghilangkan Sisi Maskulinitasnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI