Suara.com - Saat ini, penggunaan influencer dalam kegiatan marketing sebuah brand semakin sering dilakukan. Hal ini karena influencer dipercaya mampu menambah nilai brand dalam banyak aspek. Diperkiraan, pertumbuhan pada industri tersebut mencapai $16.4 pada tahun ini.
Melihat fenomena ini, sebuah metode baru diluncurkan untuk membantu menilai dan memilih influencer yang tepat. Disebut TrueVibe, algoritmanya memungkinkan untuk menilai kecocokan antara influencer dan brand berdasarkan kriteria yang terukur.
Metode ini diperkenalkan oleh Vero, konsultan komunikasi, dengan tujuan untuk mengetahui influencer mana yang paling cocok untuk berkolaborasi dengan sebuah brand atau perusahaan.
Menurut Vero Strategic Planning Director, Alyssa Rogier, metode ini dapat membantu pemilihan influencer berlandaskan data dan memperhatikan berbagai aspek yang dapat menentukan kesuksesan dalam menjalin kemitraan.
"Dalam mengembangkan TrueVibe, kami memastikan bahwa ini sama sekali bukan cerminan kualitas seorang influencer pada poin tertentu. Ini tentang menemukan influencer yang cocok untuk tujuan komunikasi brand, permintaan spesifik, atau hubungan dengan brand secara umum," katanya, mengutip siaran tertulis resminya.
Cara kerja TrueVibe adalah dengan mengajukan kategori pertanyaan tentang influencer untuk mencapai skor hingga 30. Influencer dengan skor 26-30 dianggap sebagai Ideal Fit, sementara untuk influencer yang mendapat skor kurang dari 25 dapat dijadikan sebagai alternatif.
Adapun untuk influencer yang memiliki skor kurang dari dari 20 tidak akan direkomendasikan. Hal ini memungkinkan Vero untuk menganalisis setiap kasus secara jelas untuk setiap individu.
TrueVibe membantu Vero untuk memastikan rekomendasi komunikasi didasarkan pada data empiris, dan analisis kualitatif dan kuantitatif. Karena saat bekerja dengan influencer, brand sering kali menyerahkan banyak tanggung jawab.
Sebagai pihak luar dari suatu brand, influencer diminta untuk mewakili pesan brand melalui konten, serta memiliki keterikatan dengan pengikut potensial dari brand tersebut.
Baca Juga: Dwi Handayani Pamer OOTD Cewek Kahyangan, Gombalan Suami Bikin Publik Cengar-cengir
Bagi influencer, seluruh model bisnis mereka didasarkan pada membangun hubungan dengan audiens. Berkomentar, melakukan hal menarik, mendengarkan, beradaptasi.