Mengenal Christian Saputra, Pengusaha Batik yang Sukses Raih Omzet Ratusan Juta

Iman Firmansyah Suara.Com
Sabtu, 15 Juli 2023 | 22:28 WIB
Mengenal Christian Saputra, Pengusaha Batik yang Sukses Raih Omzet Ratusan Juta
Batik Concept milik Christian di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (Istimewa)

Suara.com - Merintis usaha dari nol memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada berbagai perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai kesuksesan.

Seperti kisah dari owner Batik Concept, Christian Saputra. Berbekal kecintaannya pada dunia seni dan wastra Indonesia, Christian kini menjadi salah satu produsen batik ternama di ibukota, Jakarta.

Selain memiliki butik batik di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, omzet penjualannya pun menyentuh angka ratusan juta rupiah per bulan.

Christian bercerita, awal ketertarikannya merintis usaha batik sudah tercetus saat dirinya masih menyelesaikan studi di Australia. Kala itu ia memang sangat tertarik pada dunia seni dan budaya.

Dan batik menurutnya, merupakan salah satu karya seni terbaik milik Indonesia. "Saya pribadi suka sekali dengan art painting. Melihat batik itu seperti melihat lukisan. Ada unsur-unsur kehalusan dalam proses pengerjaannya, jadi terasa lebih magis dan elegan," kata Christian.

Dari ketertarikannya itu, Christian mulai berpikir untuk terjun ke dunia usaha. Kebetulan, studi yang ia tempuh juga sangat berkaitan dengan bidang tersebut.

Hingga akhirnya pada tahun 2010, Christian pulang ke Indonesia. Ia mendengar informasi bahwa pemerintah Indonesia juga sedang gencar-gencarnya mempromosikan batik, apalagi batik baru ditetapkan sebagai salah satu Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO.

"Waktu itu sempat brainstorming dengan partner saya, kira-kira usaha apa yang paralel dengan arahan pemerintah. Kebetulan batik sedang gencar dipromosikan, dan kami optimis bisa membantu melestarikan budaya sekaligus membawa batik ke kancah internasional," papar Christian.

Christian Saputra.
Christian Saputra.

Selain itu, Christian mengatakan bahwa ternyata banyak pembatik-pembatik muda yang enggan meneruskan usaha orang tua mereka.

Baca Juga: Suami Nikita Willy Terancam Disomasi Tante Sendiri, Dituntut Kembalikan Uang Puluhan Miliar

Fakta tersebut ia dapatkan saat melakukan roadtrip ke 5 kota produsen batik untuk keperluan research usaha yang akan dirintisnya.

"Batik itu dying tradition. Tradisi yang nyaris mati. Karena banyak pembatik muda yang kebih memilih bekerja di pabrik atau kantoran seiring meningkatnya pendidikan mereka. Sementara proses pengerjaan batik tulis itu kan membutuhkan waktu yang lama," jelasnya.

Sebelum merilis usaha batik tulis, Christian dan partnernya Juan & Gisella, melakukan road trip ke sejumlah kota produsen batik selama kurang lebih satu tahun.

Meski latar belakang keluarganya dekat dengan batik, namun Christian ingin mempelajari langsung agar usaha batik miliknya kelak memiliki kualitas terbaik. Dimulai dari Cirebon, Garut, Pekalongan, Solo, hingga beberapa daerah di Jawa Timur.

"Tujuan utamanya murni untuk mempelajari batik, mulai dari proses pengerjaannya hingga distribusi dari hulu ke hilir. Karena setiap daerah ada kelebihannya masing-masing. Contoh kecilnya cuaca dan kualitas air. Itu saja bisa memengaruhi kualitas batik yang diproduksi," jelas pria yang akrab disapa Ican.

Di sisi lain, Christian juga ingin mencari pembatik yang akan ia ajak kerjasama. Prosesnya pun tak kalah menarik. Pasalnya, setiap pembatik memiliki ciri khas masing-masing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI