Suara.com - Bulan Rajab kini telah lewat lebih dari separuhnya. Berbagai amalan juga sudah dilakukan sebagian umat muslim sejak awal bulan Rajab hingga pada saat sekarang ini. Tak terkecuali melakukan amalan Jumat terakhir bulan Rajab.
Tentu kita semua berharap semoga segala perbuatan baik dan taat yang telah dilakukan dicatat sebagai amal saleh kita. Lantas seperti apa saja amalan Jumat terakhir bulan Rajab? Darimana pula sumber anjuran amalan ini?
Mengapa kita harus bisa memanfaatkan bulan Rajab dengan banyak mengerjakan amalan? Sebab, Rajab merupakan bulan istimewa, termasuk dari ke empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Keistimewaan yang ada pada bulan Rajab membuat setiap amalan yang dilakukan di bulan tersebut akan diganjar pahala berkali lipat. Begitu pun dengan perbuatan maksiat, dosanya akan lebih banyak dari biasanya.
Pada bulan Rajab terdapat berbagai hari yang istimewa. Menurut salah satu ulama kharismatik, KH Maimoen Zubair atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Mbah Moen, bahwa salah satu waktu yang paling mulia di bulan Rajab adalah pada tanggal 10. Sebab, pada 10 Rajab adalah waktu turunnya cahaya (nur) Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, pada bulan Rajab juga terdapat waktu yang jangan sampai terlewatkan. Waktu tersebut adalah Jumat terakhir bulan Rajab. Pada Jumat terakhir Rajab terdapat beberapa amalan yang istimewa, yang tentunya sayang apabila ditinggalkan.
Sebelum membahas amalan terakhir pada bulan Rajab, orang muslim perlu mencatat terlebih dahulu waktunya. Lantas, kapan Jumat terakhir bulan Rajab?
Berdasarkan kalender yang telah dirilis Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Jumat terakhir Rajab kini jatuh pada 9 Februari 2024 yang mana bertepatan pada tanggal 28 Rajab 1445 H. Sehari sebelumnya, pada 8 Februari 2024 atau 27 Rajab 1445 H menjadi peringatan Isra Miraj.
Amalan Jumat Terakhir Bulan Rajab
Baca Juga: Niat Puasa 27 Rajab, Bolehkah Berpuasa saat Peringatan Isra Miraj?
Mengutip dari situs NU Jawa Timur, amalan Jumat terakhir bulan Rajab di antaranya merupakan yang diijazahkan dari sulthanul ulama dari Yaman, almukarram Al-Syekh Al-Habib Salim bin Abdullah Al-Syathiri saat berkunjung ke Indonesia.
Berikut merupakan amalannya:
أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
"Ahmadu Rasulullah Muhammad Rasulullah"
Artinya: "Ahmad adalah utusan Allah, Muhammad utusan Allah".
Amalan di atas dibaca saat khatib duduk di antara khutbah kedua sebanyak 35 kali. Di antara keutamaannya adalah agar supaya di sepanjang tahun uang di tangan kita tidak habis untuk memenuhi segala kebutuhan.