Artinya: "Aku meminta ampunan kepada Allah yang Maha Agung, tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Sebaiknya, istighfar ini dilantunkan hingga 100 kali dan dihayati maknanya dengan sedalam mungkin. Kemudian dialanjutkan dengan membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ
Allahumma lâ tusallith 'alainâ bidzunübinâ man lâ yakhâfuKa walâ yarhamunâ.
Artinya: “Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami karena dosa-dosa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami.’’
Selain itu, kita juga bisa membaca doa berikut:
"Allahumma khirli wakhtarli"
Artinya: Ya Allah jadikanlah yang saya pilih ini baik, yang saya yakini ini baik dan pilihkanlah, condongkan hati saya untuk memilih yang menurut engkau baik.
Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Rasulullah SAW
Baca Juga: Jelang Pencoblosan, Mahfud MD: Optimis Berjalan Baik dan Hasil Cukup Menyenangkan
Tentang kepemimpinan, Islam sendiri peduli terhadap etika serta moral yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Bila mengikuti kepemimpinan dari sisi hadist, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah menegaskan bahwa salah satu sahabatnya untuk tidak meminta sebuah jabatan, ucapan tersebut ada dalam hadis riwayat al-Bukhari: