Adapun satu bulan Hijriah berkisar di antara 29 hingga 30 hari. Perhitungan ini sendiri berbeda dengan tahun Masehi. Penentuannya ditetapkan sesuai perhitungan perputaran antara bumi terhadap matahari.
Gerak bumi ke matahari dalam sehari atau disebut dengan rotasi, yaitu 23,5 jam (dibulatkan menjadi 24 jam). Sementara, revolusi bumi (tahun) adalah sejumlah 365,25 hari.
Sehingga dalam kalender Masehi, tidak ada perbedaan terhadap jumlah hari setiap bulan dalam satu tahun (antara 30-31 hari). Kecuali pada bulan Februari yang menjadi gabungan dari seperempat hari selama 4 tahun atau kabisat. Pembulatan sejumlah 365,25 hari menjadi 365 hari (3 kali selama 4 tahun) dan 366 hari (terjadi 1 kali dalam 4 tahun).
Tahun ini, ormas Muhammadiyah menjalankan puasa selama 30 hari yang dimulai pada hari ini Senin, 11 Maret 2024. Melalui Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024, hari raya Idul Fitri juga sudah ditentukan yakni pada Rabu, 10 April 2024 mendatang.
Sementara untuk menjawab awal puasa berbeda, apakah lebaran juga, pemerintah dan NU masih akan menentukan awal lebaran melalui sidang Isbat terkait hisab dan rukyatul hilal di akhir bulan Ramadhan.
Menurut data BMKG pada Senin (11/3/2024) memperlihatkan hilal bulan mencapai telah kisaran 10 derajat lebih di ujung timur Indonesia dan 13 derajat lebih pada ujung barat Indonesia.
Oleh sebab itu, pemerintah dan NU kemungkinan tahun ini hanya akan menjalani puasa selama 29 hari dan lebaran pada 10 April 2024. Namun, keputusan final soal lebaran 2024 baru bisa ditentukan setelah Sidang Isbat Idul Fitri di akhir bulan Ramadhan 1445 H nanti.
Itu tadi pembahasan soal awal puasa berbeda, apakah lebaran juga. Ada kemungkinan lebaran dilaksanakan secara serentak, namun untuk kepastiannya masih menunggu hasil sidang isbat pada akhir Ramadhan nanti.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Baca Juga: Niat Sahur Puasa Ramadhan 2024, Kapan Waktu yang Benar Membacanya?