“Jelas tidak pantas.” “Yang mengundangku kerumah-Nya, Dia lah yang memberi makan dan minum untukku.” Jawabnya.
Aku pun berkata, “Bergegaslah engkau agar cepat sampai di tujuanmu.”
“Aku hanya berusaha, Dia lah yang menyampaikanku pada tujuan. Bukankah engkau pernah mendengar firman Allah swt,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ -٦٩-
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut 69).
Saat perbincangan antara Ibrahim bin Adham dengan anak kecil itu, muncul seorang pemuda dengan paras tampan kenakan pakain sangat indah. Si pemuda itu langsung memeluk anak kecil dan mengucapkan salam kepadanya.
Ibrahim bin Adham lantas bertanya kepada pemuda tersebut soal siapa sosok anak kecil tersebut.
“Kau tidak tau siapa dia? Anak kecil ini adalah Ali bin Husain bin Ali bin Abi tholib,” Jawab pemuda tersebut.
Aku segera meninggalkan pemuda itu dan mendekati si anak kecil. “Aku memohon demi ayah-ayahmu, siapa pemuda tampan ini?”
Baca Juga: 3 Hikmah Pakaian Ihram Jamaah Haji: Tanggalkan Duniawi, Ingat Akhirat
“Tidak tahukah engkau, dia adalah saudaraku khidir. Dia mendatangi kami setiap hari dan mengucapkan salam untuk kami.” Jawabnya.
“Aku memohon demi ayah-ayahmu, beritahukan kepadaku bagaimana engkau melalui padang pasir tanpa membawa bekal?” Tanyaku.
“Aku membawa 4 bekal.”
“Apakah itu?” Aku kembali bertanya.
“Aku melihat dunia dan seisinya adalah kerajaan Allah. Dan aku melihat seluruh makhluk adalah hamba-hamba Allah. Seluruh sebab dan rezeki ada di tangan Allah. Dan aku melihat ketentuan Allah pasti terjadi di atas bumi-Nya.”
Kemudian aku berkata, “Sebaik-baik bekal adalah bekalmu. Dan dengan bekal itu engkau akan melalui gurun-gurun akhirat. Apalagi hanya gurun-gurun dunia ini.”