1. Kesabaran dalam berdakwah – Nabi Yunus awalnya tergesa-gesa meninggalkan kaumnya, tetapi akhirnya belajar untuk tetap bersabar dalam mengajak mereka kepada kebaikan.
2. Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah – Doa Nabi Yunus menjadi salah satu doa mustajab dalam Islam.
3. Kepercayaan penuh kepada Allah – Meskipun dalam kegelapan perut ikan, Nabi Yunus tetap beriman bahwa Allah akan menolongnya.
Kisah ini mengajarkan bahwa setiap manusia bisa melakukan kesalahan, tetapi Allah Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang benar-benar bertobat.
Doa Nabi Yunus ‘alaihissalam ini cukup populer di kalangan masyarakat.
Berikut adalah bunyi doa tersebut: لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn
Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim”
Sebagaimana diketahui, doa tersebut termaktub dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surat Al-Anbiya’ ayat ke 87
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Wa dzan-nûni idz dzahaba mughâdliban fa dhanna al lan naqdira ‘alaihi fa nâdâ fidh-dhulumâti al lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn
Baca Juga: Sejarah dan Doa Nabi Muhammad Setelah Salat Tahajud
Artinya:
“(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” (QS Al-Anbiya: 87)