Stereotip buruk yang melekat kepada etnis tertentu di Indonesia pada saat itu diperkeruh oleh krisis ekonomi yang tengah terjadi di Tanah Air. Kekacauan terjadi di mana-mana, dan orang Tionghoa menjadi sasaran kemarahan dari segala krisis yang tengah terjadi di Tanah Air.
Dalam momen kelam itu, Susy Susanti dan skuat bulutangkis Indonesia nyatanya berhasil mempersembahkan gelar juara Thomas dan Uber Cup 1998 Hong Kong. Prestasi ini bagaikan oase bagi Indonesia yang tengah dilanda kekacauan.
Hal ini juga sekaligus menjadi tamparan keras bagi pihak-pihak diskriminatif bahwa etnis yang mereka dihakimi secara brutal, nyatanya mampu membawa kebanggaan dan jadi perekat persatuan bagi jutaan rakyat Indonesia.
"Saat itu, untuk bertanding saja 'kan sulit dari segi surat-suratnya. Serta bagaimana kami di bawah tekanan saat Indonesia sedang kacau," pungkasnya.