Suara.com - Pebulutangkis Anthony Sinisuka Ginting merupakan salah satu atlet Kontingen Indonesia yang akan berangkat ke Tokyo, Jepang untuk mengikuti Olimpiade 2020 yang akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Ginting dinyatakan lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo setelah berhasil menempati peringkat kelima daftar Race to Tokyo BWF di nomor tunggal putra, tercatat pada 15 Juni 2021, dengan mengumpulkan 75.332 poin.
Poin kualifikasi Olimpiade Tokyo dimulai di turnamen Swiss Open. Namun, PBSI menarik lima atlet, termasuk Ginting, dari keikutsertaan mereka pada Swiss Open dengan alasan fokus pada All England, setelah melihat performa di kejuaraan di Thailand hasilnya kurang maksimal.
Alasan lain adalah meski tidak mengikuti Swiss Open yang merupakan turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo, Ginting tetap dipastikan lolos ke ajang olahraga akbar itu.
Dikarenakan pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir, sejumlah turnamen yang masuk dalam kualifikasi Olimpiade, termasuk Singapore Open, yang mulanya dijadwalkan sebagai turnamen penutup dari rangkaian turnamen kualifikasi menuju Olimpiade, akhirnya dibatalkan.
Lagi-lagi karena drama pandemi COVID-19, Ginting terpaksa kalah walkover atau WO dari Thomas Rouxel asal Prancis dalam All England 2021. Hal ini dikarenkan tim Indonesia yang berlaga di All England dipaksa mundur dengan alasan protokol kesehatan.
Terlepas dari hal itu, karier Ginting sejauh ini bisa dibilang mencuri perhatian. Atlet berusia 24 tahun itu berhasil mencatatkan sejumlah prestasi gemilang.
Sang Pencuri Perhatian
Ginting meraih gelar super series perdananya di kejuaraan bulu tangkis Korea Open 2017 selepas menumbangkan Jonatan Christie di partai final. Ini merupakan pertama kalinya pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat, itu meraih podium internasional.
Baca Juga: Singkirkan Hawks, Milwaukee Bucks Tantang Phoenix Suns di NBA Finals 2021
Dalam partai puncak yang dilangsungkan di SK Handball Stadium, Seoul, itu pemain besutan klub SGS PLN Bandung tersebut menyudahi perlawanan alot Jonatan dalam pertarungan tiga gim selama 68 menit, 21-13, 19-21, 22-20.
Untuk bertemu dengan Jonatan di babak final, Ginting, yang saat itu berusia 20 tahun, telah mengalahkan pemain unggulan, termasuk menumbangkan wakil Hong Kong Ng Ka Long Angus dan wakil Jepang Kenta Nishimoto di perempat final.
Setahun kemudian, Ginting kembali berhasil menyabet gelar juara dalam turnamen Indonesia Masters 2018 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta. Ginting mampu menyudahi perlawanan wakil Jepang, Sakai Kazumasa, dalam laga dua gim langsung 21-13, 21-12.
Kemenangan dan perjalanan menuju final mengalahkan pemain hebat, termasuk Chen Long (China) dan Chou Tien Chen (Taiwan), pada saat itu Ginting menyebut hal itu menjadi modal untuk pertandingan-pertandingan berikutnya dan targetnya menembus peringkat 10 besar dunia.
Namun, Ginting harus puas dengan medali perunggu saat langkahnya terhenti di babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018. Ginting terpaksa merelakan tiket ke final pada wakil dari Taiwan Chou Tien Chen, setelah dikalahkan 21-16, 21-23, 17-21.
Kekalahan di Asian Games, tak membuat Ginting patah semangat. Dia sukses membawa pulang gelar juara China Open 2018 setelah menaklukkan Kento Momota yang waktu itu menjadi unggulan ketiga dengan dua gim langsung, 23-21 dan 21-19.