GANEFO vs Olimpiade, Perlawanan Soekarno yang Selamanya Mengubah Olahraga Internasional

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 17:22 WIB
GANEFO vs Olimpiade, Perlawanan Soekarno yang Selamanya Mengubah Olahraga Internasional
Soekarno, lewat GANEFO, mengatakan olimpiade adalah alat Imperialisme Barat. Olahraga, kata dia, adalah politis. Foto: Atlet tolak peluru Amerika Serikat, Raven Saunders, melakukan protes dengan menyilangkan tangan di atas kepala usai meraih perak medali Olimpiade Tokyo. [Ina FASSBENDER / AFP]

Olimpiade, rugby dan olahraga lainnya menjadi arena konfrontasi politik internasional secara rutin, dan hampir menggagalkan, contohnya, Olimpiade 1976 di Montréal. Masyarakat adat di Kanada secara terus menerus mengangkat masalah penggambaran Olimpiade Musim Dingin di Kanada sebagai hal yang “apolitis”.

Penyelanggara GANEFO memberikan kesempatan pada Mesir untuk menjadi tuan rumah GANEFO kedua, tapi harus membatalkan kegiatan tersebut karena menghadapi potensi perang dengan Israel. Kamboja menjadi tuan rumah “Asian GANEFO” pada 1966. Upacara pembukaan pada kegiatan tersebut mencoba menghidupkan upaya membangun kebangsaan seperti pada GANEFO di Indonesia.

Dengan pesta terakhir itu, GANEFO menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Namun, kita bisa lihat warisannya dalam cara negara-negara Dunia Ketiga menggunakan olahraga sebagai wahana meraih tujuan politik internasional. Dalam hal ini, premis GANEFO keluar sebagai juara.

Artikel ini sudah tayang di The Conversation.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI