Jojo, sapaannya, sejak kecil dididik untuk menjadi atlet. Namun ia tak serta merta terjun ke bulu tangkis. Ia sempat digembleng menjajal olahraga seperti basket dan sepak bola.
Akan tetapi, Jojo lebih condong ke dunia bulu tangkis di mana pada usia 6 tahun ia telah berkecimpung di olahraga yang paling sering mengharumkan nama Indonesia itu.
Atas gemblengan dari orang tuanya, di awal tahun 2009 lalu Jojo mendapat penghargaan Satya Lencana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai meraih dua medali emas dan satu perak di Olimpiade Pelajar SD se-Asia Tenggara yang digelar pada 2008.
Seketika namanya pun melonjak. Apalagi di tahun 2013 saat usianya baru 15 tahun, Jojo mampu meraih gelar internasional pertamanya yakni di ajang International Challenge. Di partai final, ia berhasil mengalahkan seniornya, Alamsyah Yunus dengan skor 21-17 dan 21-10.
Pada 2015 ia masuk dalam skuad Indonesia di ajang Piala Sudirman yang berlangsung di Dongguan, China. Setahun kemudian Jojo juga turun di Piala Thomas 2016 di mana Indonesia tumbang dari Denmark di partai puncak.
Pada SEA Games 2017, Jojo berhasil menyabet medali emas di nomor tunggal putra. Catatan itu kian ia lengkapi dengan meraih medali emas di Asian Games 2018.
Untuk ajang BWF World Tour, Jojo mampu memenangi dua gelar yakni Selandia Baru Open dan Australia Open Super 300.
Keberhasilan meraih medali emas di Piala Thomas 2020 pun kian mempermanis karier Jojo yang kerap mendapat kritikan akibat performanya yang angin-anginan sebelumnya.
Untuk ranking BWF sendiri, posisi tertinggi yang mampu ditempati Jonatan Christie adalah posisi 4 pada 2019 lalu. Sedangkan saat ini, ia berada di ranking ke-7.
Baca Juga: Indonesia Juara Piala Thomas 2021, Malaysia Ucapkan Selamat
Penulis: Zulfikar Pamungkas