Pencari Bakat Jerman: Equestrian Indonesia Potensial, Butuh Banyak Kompetisi Internasional

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2025 | 20:50 WIB
Pencari Bakat Jerman: Equestrian Indonesia Potensial, Butuh Banyak Kompetisi Internasional
Thorsten Wittenberg (kanan), pelatih senior sekaligus pencari bakat utama olahraga berkuda (equestrian) dari Stable Ludger Beerbaum di Jerman, bersama Adinda Yuanita, CEO Equinara Horse Sports di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Pulomas, Sabtu (21/6/2025). [Istimewa]

Suara.com - Thorsten Wittenberg, pelatih senior sekaligus pencari bakat utama equestrian dari Stable Ludger Beerbaum di Jerman, menyebut bahwa para atlet berkuda muda Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di level internasional.

Namun, ia menilai satu hal masih menjadi tantangan besar adalah kurangnya kompetisi berkuda berskala internasional di tanah air.

"Di Eropa, hampir setiap pekan ada kompetisi kelas internasional. Sementara di Indonesia, baru ada tiga kali kompetisi FEI di Equinara. Kami berharap ke depan akan lebih banyak lagi," ujar Thorsten, yang turut memimpin pelatihan di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Pulomas, Sabtu (21/6/2025).

Tahun ini menjadi kali kelima Thorsten Wittenberg datang ke Indonesia untuk menggelar pelatihan berkuda kepada para talenta Indonesia.

Kehadirannya merupakan bagian dari kerja sama antara Longines World Equestrian Academy (LWEA) dari Jerman dengan Equinara Horse Sports yang telah terjalin sejak 2019.

Tahun ini, program pelatihan diselenggarakan pada 15–22 Juni 2025, dan menghadirkan lebih dari 20 peserta dari Indonesia dan Australia. Usia peserta berkisar dari 11 hingga 32 tahun.

Pelatihan intensif ini digelar di Jakarta dan ditutup dengan penyerahan sertifikat yang ditandatangani langsung Ludger Beerbaum, legenda equestrian asal Jerman sekaligus Presiden LWEA.

Thorsten Wittenberg (kanan), pelatih senior sekaligus pencari bakat utama olahraga berkuda (equestrian) dari Stable Ludger Beerbaum di Jerman, bersama Adinda Yuanita, CEO Equinara Horse Sports dan para atlet berkuda di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Pulomas, Sabtu (21/6/2025). [Istimewa]
Thorsten Wittenberg (kanan), pelatih senior sekaligus pencari bakat utama olahraga berkuda (equestrian) dari Stable Ludger Beerbaum di Jerman, bersama Adinda Yuanita, CEO Equinara Horse Sports dan para atlet berkuda di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Pulomas, Sabtu (21/6/2025). [Istimewa]

Sejak 2019, Indonesia secara eksklusif menjadi mitra LWEA untuk menjaring dan membina atlet muda potensial.

Thorsten mengungkapkan bahwa Indonesia kini menjadi pusat pelatihan utama LWEA di kawasan Asia, mengungguli negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Gandeng Pemerintah Prancis, Pordasi Target Lolos Olimpiade Los Angeles

“Setelah pandemi, kami mencari negara baru untuk mengembangkan program LWEA. Indonesia kini menjadi pusat pelatihan utama LWEA di Asia, mengungguli negara lain seperti Malaysia dan Singapura,” jelas Thorsten.

Dalam lima edisi terakhir, lonjakan jumlah peserta menjadi indikator meningkatnya minat dan kualitas atlet berkuda Indonesia. Dari hanya 21 peserta di tahun 2019, kini jumlahnya melonjak menjadi 80 orang.

“Itu menunjukkan bahwa antusiasme dan kualitas meningkat. Namun, masih ada pekerjaan rumah, terutama dalam penyediaan kuda berkualitas dan peningkatan level kompetisi. Jika sekarang rata-rata tinggi rintangannya 1 meter, bisa ditingkatkan 10-20 cm agar tantangan makin terasa,” kata Thorsten.

Ia juga menegaskan bahwa partisipasi dalam kompetisi internasional sangat krusial bagi perkembangan kemampuan atlet.

Adinda Yuanita, CEO Equinara Horse Sports, menegaskan pentingnya pelatihan jangka panjang untuk menciptakan atlet berkuda Indonesia yang berdaya saing global.

Program kerja sama dengan LWEA ini disebutnya sebagai satu-satunya program pelatihan equestrian berkelanjutan di Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI