Untuk pertama kalinya dalam 61 tahun, Piala Eropa tak digelar di satu atau dua negara, melainkan di banyak negara demi memperingati 60 tahun kompetisi ini. EURO adalah salah satu kompetisi yang ditangguhkan karena pandemi.
Untuk pertama kalinya pula, kompetisi besar olahraga diadakan di stadion-stadion yang terisi penonton, bahkan Hungaria dan partai puncaknya di London, tribun stadion diisi penuh oleh penonton.
Para pemain besar berkompetisi di 11 kota mulai Sevilla di Spanyol sampai di Baku, Azerbaijan, di Laut Kaspia, mulai 11 Juni sampai 11 Juli tahun ini.
Italia mengalahkan Inggris dalam adu penalti untuk menjuarai EURO 2020 ini yang sekaligus menghancurkan harapan Inggris memenangkan gelar turnamen besar pertamanya sejak Piala Dunia 1966.
Adu penalti adalah penutup dramatis dari hari yang mencekam di Stadion Wembley London. Itu juga penebusan yang manis dari tim asuhan Roberto Mancini setelah tiga tahun yang memalukan gagal turut serta dalam Piala Dunia 2018.
Barbarengan dengan turnamen ini, di Amerika Selatan sejarah tercipta ketika Lionel Messi akhirnya mendapatkan gelar turnamen besarnya setelah Argentina mengalahkan Brazil dalam final Copa America 2021.
Sekitar dua bulan setelah itu Messi meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Paris Saint Germain (PSG) di Prancis, dan akhir November dia dianugerahi Ballon d'Or yang ketujuhnya.
Segera setelah EURO 2020 dan Copa America 2021, perhelatan terbesar olahraga sejagat, Olimpiade Musim Panas, digelar di Tokyo, setelah ditunda satu tahun dan sempat terancam tak digelar karena penolakan mayoritas penduduk Jepang akibat masih berkecamuknya gelombang infeksi COVID-19.
Dibuka 23 Juli dan kemudian ditutup 8 Agustus, salah satu Olimpiade termahal di dunia dan satu-satunya yang diadakan pada masa pandemi pun digelar. Bersama Paralimpiade Tokyo, perhelatan ini menelan dana 1,45 triliun yen atau Rp173 triliun.
Baca Juga: Kaledioskop Balap 2021: Munculnya Juara Baru di MotoGP, F1 dan WSBK
Tercipta rekor dunia dalam 24 nomor dengan paling sering terjadi pada cabang renang dan dayung yang masing-masing menciptakan enam rekor dunia. Tiga rekor dunia pecah dalam cabang atletik dan balap sepeda, sedangkan empat rekor dunia pecah dari angkat besi di mana Indonesia mendapatkan satu medali perak dan tiga perunggu masing-masing dari Eko Yuli Irawan, Windy Cantika dan Rahmat Erwin Abdullah.
Perenang gaya bebas Australia Emma McKeon menjadi atlet yang memperoleh medali Olimpiade Tokyo paling banyak dengan total tujuh medali, sedangkan perenang Amerika Serikat Caeleb Dressel menjadi atlet yang paling banyak memperoleh medali emas dengan lima medali emas.
Olimpiade Tokyo yang memasukkan enam cabang baru juga membuat catatan tersendiri dengan menuliskan Momiji Nishiya dari Jepang menjadi atlet paling muda dalam Olimpiade ini yang memperoleh medali emas dalam usia 13 tahun 330 hari atau termuda kedua setelah Marjorie Gestring yang memperoleh emas Olimpiade Berlin 1936.
Kisah keunikan Olimpiade Tokyo tak berhenti di situ karena untuk pertama kalinya sebuah perhelatan olahraga mendapatkan engagement digital tertinggi. Selain memicu 250 juta posting video, Olimpiade ini juga menghasilkan 4,7 miliar engagement di media sosial.
Lain dari itu, Olimpiade Tokyo 2020 merupakan Olimpiade yang bersih dari doping dengan tak satu pun atlet yang didiskualifikasi karena doping.
Greysia / Apiryani dan Emma Raducanu