Prestasi itu kembali diulangi ketika tampil dalam kejuaran junior Eropa tahun 2011. Axelsen lagi-lagi mengalahkan rekan senegaranya. Kali ini, Axelsen mengalahkan Rasmus Fladberg.
Pada kejuaraan dunia junior BWF tahun 2010, Axelsen sukses menjadi yang terbaik. Axelsen menumbangkan wakil Korea Selatan, Kang Ji-wook.
Namun pada edisi 2011, Axelsen harus puas dengan medali perak karena dikalahkan wakil Malaysia, Zulfadli Zulkiffli.
Maju ke Senior
Deretan prestasi ketika mengikuti kejuaraan junior memantapkan pilihan Viktor Axelsen untuk fokus pada nomor tunggal putra. Pilihan itu terbukti tepat. Axelsen meraih berbagai gelar bergengsi.
GP Gold Swiss Open 2014 merupakan gelar bergengsi pada awal karir senior Axelsen. Axelsen merebut gelar setelah menumbangkan wakil China, Tian Houwei dalam laga dramatis dengan skor 21-7, 16-21 dan 25-23.
Ketika mulai berlaga di Super Series, prestasi besar dan membanggakan dicatatkan Axelsen. Pada Olimpiade 2016 di Rio, Brasil, Axelsen memang hanya mendapatkan perunggu. Namun, medali itu didapat dari hasil mengalahkan idolanya, Lin Dan.
Pada tahun yang sama, Axelsen juga sukses merasakan gelar Piala Thomas bersama Denmark. Dia berhasil menyumbangkan satu angka dari kemenangan Denmark atas Indonesia 3-2. Axelsen mengalahkan Tommy Sugiarto 21-17, 21-18.
Lalu pada tahun 2017, Axelsen meraih gelar juara dunia di Glasgow. Lagi-lagi, Axelsen bisa mengalahkan Lin Dan. Kesuksesan meraih gelar itu ditambah dengan gelar Jepang Open 2017 membuatnya jadi yang nomor satu di ranking BWF.
Baca Juga: Line-up Indonesia vs Jepang di Semifinal Piala Thomas 2022 Malam Ini
Gelar Olimpiade 2020