10 Tahun Jokowi, Indonesia Juara Umum Paragames Tiga Kali Berturut-Turut dan Raih Medali Emas di Dua Paralimpiade

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 13:41 WIB
10 Tahun Jokowi, Indonesia Juara Umum Paragames Tiga Kali Berturut-Turut dan Raih Medali Emas di Dua Paralimpiade
Presiden Joko Widodo (kesembilan kiri) berfoto bersama Menpora Dito Ariotedjo (ketiga kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (keempat kanan), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kedelapan kiri) dan para atlet serta pelatih peraih bonus atas pencapaian pada Olimpiade Paris 2024 usai penyerahan bonus tersebut di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/8/2024) [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt]

Suara.com - Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang berlangsung 10 tahun (20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024), salah satu Peraturan Presiden yang menegaskan kesetaraan setiap warga negara Indonesia adalah peraturan tentang atlet penyandang disabilitas.

Dikutip dari Kemenpora.go.id, pada 2021 Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden nomor 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Dalam DBON ini, Pemerintah Republik Indonesia memberikan tempat yang setara antara pembinaan atlet olimpiade atau non-difabel dengan atlet paralimpiade atau atlet difabel. Keduanya mendapatkan fasilitas sama.

Implementasinya antara lain dalam penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua 2021, serta Perparnas XVII di Solo 2024.

Kontingen Indonesia akhirnya meraih medali emas pertama di Paralimpiade Paris 2024 lewat pasangan Hikmat Ramdani-Leani Ratri Oktila. [NPC Indonesia]
Kontingen Indonesia meraih medali emas pertama di Paralimpiade Paris 2024 lewat pasangan Hikmat Ramdani-Leani Ratri Oktila. [NPC Indonesia]

“Kebijakan Pemerintah sekarang: sudah tidak ada lagi masalah diskriminasi terhadap olah raga penyandang disabilitas. Jadi semua penyandang disabilitas bisa berpartisipasi, bisa berolahraga,” jelas Asisten Deputi (Asdep) Olahraga Andalan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI Budi Ariyanto Muslim dalam  konferensi pers di Media Center Peparnas XVII Solo 2024 di Hotel The Royal Surakarta Heritage, Kamis (10/10/2024).

Salah satu bentuk bahwa Presiden Joko Widodo memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas termasuk atlet difabel adalah Pemerintah memiliki komitmen dan fokus terhadap pembinaan olah raga disabilitas. Termasuk kesetaraan dalam berolah raga.

Budi Ariyanto Muslim sebagai Asdep menyatakan bahwa perhatian Pemerintah terhadap atlet penyandang disabilitas bisa disimak antara lain dalam bentuk bonus bila berprestasi.

Para atlet difabel berprestasi mendapatkan bonus yang nilainya sudah disetarakan dengan atlet non-disabilitas. Seperti peraih medali emas dalam Paralimpiade yang mendapatkan bonus Rp6 miliar, atau sama dengan bonus atlet Olimpiade.

Selain itu, seluruh atlet berprestasi, termasuk atlet penyandang disabilitas berpeluang diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Baca Juga: Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine

Bagi para atlet difabel, Pemerintah sangat komitmen mendukung pembinaan olah raga disabilitas yang bernaung di bawah National Paralympic Committee (NPC) of Indonesia (NPCI). Untuk cabang-cabang olah raga (cabor) yang berpotensi mengikuti Paralimpiade dilakukan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) tidak terputus sepanjang tahun.

Ratusan rekor nasional serta satu rekor Asia Tenggara yang sukses dipecahkan pada Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024. [Dok PB PEPARNAS]
Ratusan rekor nasional serta satu rekor Asia Tenggara yang sukses dipecahkan pada Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024. [Dok PB PEPARNAS]

“Hasilnya sudah terlihat di Paralimpiade Paris 2024, di mana perolehan medali kebanyakan berasal dari cabang-cabang yang kami pelatnaskan secara tidak terputus,” jelas Budi Ariyanto Muslim.

Sejenak kembali ke masa New Normal pandemi Covid-19, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 digelar setahun sesudahnya atau 2021.

Menteri Pemuda dan Olah Raga saat itu, Zainudin Amali menyatakan bahwa Indonesia mengirim 23 atlet dan mengikuti tujuh cabang olah raga ke Paralimpiade Tokyo 2020.

Keberhasilan yang diraih adalah sembilan medali, masing-masing dua medali emas dari cabor para bulutangkis, tiga perak dari cabor para bulutangkis dan satu medali perak dari para angkat besi. Lantas empat medali perunggu, terdiri dari dua medali cabor para bulutangkis, satu medali dari cabor para atletik dan satu medali dari cabor para tenis meja.

“Dengan perolehan ini, posisi Indonesia berada di peringkat 43 dunia. Bila dibandingkan dengan keikutsertaan kontingen Indonesia pada Paralimpiade di Rio de Janeiro 2016, Indonesia hanya bisa mengirimkan sembilan atlet yang mengikuti empat cabang olah raga dengan perolehan satu medali perunggu cabor angkat besi dan menempatkan posisi Indonesia pada peringkat 76 dunia,” ungkap Zainudin Amali yang hadir mendampingi 23 atlet Paralimpiade Tokyo 2020, Ketua NPC Indonesia Senny Marbun, Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia, Andi Herman serta para pelatih dan ofisial.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI