NOC Indonesia Pamerkan 3 Medali Emas Olimpiade di Rapat Anggota 2025: Simbol Komitmen Menuju LA 2028

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 22 April 2025 | 16:26 WIB
NOC Indonesia Pamerkan 3 Medali Emas Olimpiade di Rapat Anggota 2025: Simbol Komitmen Menuju LA 2028
NOC Indonesia Pamerkan 3 Medali Emas Olimpiade di Rapat Anggota 2025: Simbol Prestasi dan Komitmen Menuju LA 2028. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menyita perhatian dalam Rapat Anggota Tahun 2025 yang berlangsung di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, dengan menampilkan tiga medali emas Olimpiade asli sebagai bagian dari prosesi pembukaan.

Aksi simbolik ini menjadi sorotan utama karena menggambarkan semangat dan arah baru olahraga Indonesia menuju panggung dunia.

Mengusung tema Together for Excellence, Rapat Anggota 2025 menjadi momentum penting bagi NOC Indonesia untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor demi meraih prestasi maksimal di ajang-ajang internasional, terutama Olimpiade Los Angeles 2028. 

Simbolisasi tiga medali emas tersebut tak hanya merefleksikan keberhasilan atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 dan Paris 2024, namun juga menyiratkan harapan besar ke depan.

Prosesi peletakan medali dilakukan oleh tiga tokoh penting nasional: Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najmudin, serta Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat. Ketiga medali itu melambangkan nilai-nilai luhur Olimpiade: Friendship, Excellence, dan Respect.

“Ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar. Kebangkitan olahraga Indonesia nyata terlihat, dan NOC Indonesia memainkan peran penting dalam hal ini,” ungkap Sultan Bachtiar dalam pidatonya di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (22/4/2025). 

Taufik Hidayat, legenda bulutangkis Indonesia dan peraih emas Olimpiade Athena 2004, menyampaikan bahwa Rapat Anggota kali ini sangat strategis. 

Menurutnya, sinergi yang solid antar pemangku kepentingan adalah kunci dalam menghadapi agenda besar olahraga nasional ke depan seperti SEA Games 2025 di Thailand dan Olimpiade 2028 di Los Angeles.

“Kami ingin tidak ada lagi dualisme atau konflik internal di tubuh organisasi olahraga. Prestasi hanya bisa diraih dengan persatuan dan kerja sama,” tegas Taufik.

Baca Juga: Hifni Hasan Ngaku Menyesal usai Kritik Naturalisasi, Hukuman Berat Menanti?

Tiga Medali Emas sebagai Representasi Target Masa Depan

Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa ketiga medali emas yang ditampilkan merupakan milik Greysia Polii (Tokyo 2020), serta Veddriq Leonardo (Panjat Tebing) dan Rizki Juniansyah (Angkat Besi) dari Olimpiade Paris 2024. 

Ketiganya menjadi simbol dari pencapaian luar biasa Indonesia, sekaligus pemicu semangat untuk meraih lebih banyak kemenangan di masa depan.

“Prestasi tidak datang dari individu semata, melainkan dari kolaborasi. Tema Together for Excellence bukan sekadar slogan, ini adalah arah perjuangan kita menuju Olimpiade Los Angeles 2028,” ujar Oktohari penuh semangat.

Persiapan Hadapi Tiga Ajang Internasional Besar 2025

Menatap sisa tahun 2025, Tim Indonesia dijadwalkan tampil di tiga ajang multievent besar: Asian Youth Games di Bahrain (22–31 Oktober), Islamic Solidarity Games di Arab Saudi (7–21 November), dan SEA Games Thailand (7–19 Desember). 

NOC Indonesia optimis dengan semangat kolaboratif, para atlet mampu mengukir prestasi membanggakan di ketiga kompetisi tersebut.

“Ini bukan sekadar rapat tahunan, tapi panggilan untuk bersatu menuju kejayaan olahraga Indonesia,” pungkas Oktohari.

NOC Indonesia Copot Status Keanggotaan Pertina Sesuai Rahan IOC

Di sela pembukaan rapat, NOC Indonesia mengumumkan telah mencopot keanggotaan Persatuan Tinju Indonesia (Pertina). Langkah ini diambil menyusul keputusan tegas dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait afiliasi olahraga tinju dunia.

Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menjelaskan bahwa pencabutan tersebut tidak terelakkan karena Pertina masih berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) — organisasi yang sudah tidak lagi diakui oleh IOC.

“Dengan berat hati kami menyampaikan ada keputusan mutlak dari IOC. Bahwa semua NOC yang ada di dunia harus melepaskan afiliasinya dengan cabang olahraga tinju yang berafiliasi dengan International Boxing Association,” ujar Okto dalam Rapat Anggota Tahunan NOC Indonesia di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Keputusan ini, lanjut Okto, berdampak langsung pada status Pertina yang secara otomatis dicoret dari keanggotaan resmi Komite Olimpiade Indonesia. “Kami juga menyampaikan dengan berat hati bahwa Pertina itu telah dikeluarkan dari keanggotaan Komite Olimpiade Indonesia. Langkah ini diambil berdasarkan keputusan mutlak dari IOC,” tambahnya.

Pihak NOC mengaku sudah melakukan komunikasi dengan pengurus Pertina jauh-jauh hari, mengingat situasi ini sudah mencuat sejak akhir 2024. Kala itu, mulai muncul desakan internasional agar federasi tinju nasional beralih ke afiliasi yang diakui IOC, yaitu World Boxing.

Dengan keluarnya Pertina dari keanggotaan, maka kewenangan mereka untuk mengirimkan petinju ke ajang-ajang internasional pun terhenti. Untuk sementara waktu, seluruh aktivitas dan pengelolaan cabang olahraga tinju Indonesia akan dialihkan ke NOC Indonesia.

Dalam masa peralihan ini, NOC akan berkolaborasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga demi menjamin kontinuitas prestasi atlet tinju nasional di panggung dunia. Mereka juga akan menangani proses seleksi dan pemberangkatan atlet menuju event-event multievent bergengsi.

Beberapa kejuaraan yang jadi target dalam waktu dekat antara lain SEA Games 2025, Youth Asian Games 2025, dan Asian Games 2026 di Nagoya, Jepang.

Kondisi ini menjadi tantangan baru bagi ekosistem tinju nasional. Namun, keputusan ini juga membuka peluang pembenahan agar olahraga tinju Indonesia dapat kembali eksis dan berdaya saing secara global, di bawah naungan organisasi yang kini mendapatkan legitimasi penuh dari IOC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI