IBL Hapus Aturan Salary Cap Rp10 Miliar, Fokus ke Gaji Pemain Asing

Irwan Febri Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:22 WIB
IBL Hapus Aturan Salary Cap Rp10 Miliar, Fokus ke Gaji Pemain Asing
Dewa United Banten Basketball berhasil menjadi juara IBL 2025, yang merupakan gelar pertama mereka, setelah mengalahkan Pelita Jaya Jakarta dengan skor 74-74 dalam laga ketiga Final IBL 2025 di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Jakarta, Minggu (20/7/2025). (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Baca 10 detik
  • Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah memastikan aturan batas gaji Rp10 miliar per musim sudah dihapus dan kini fokus pada batas gaji tiga pemain asing.
  • Dalam aturan baru, setiap klub hanya boleh membayar maksimal 30.000 dolar AS per bulan untuk tiga pemain asing, termasuk heritage dan naturalisasi.
  • Junas menegaskan klub yang melampaui batas itu akan dikenai denda, sementara pembatasan gaji untuk pemain lokal baru akan dibahas dalam satu hingga dua tahun mendatang.

Suara.com - Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, mengonfirmasi bahwa aturan batas gaji maksimal (salary cap) senilai Rp10 miliar per musim untuk seluruh pemain klub tidak lagi diterapkan.

Mulai musim IBL 2026, fokus pengaturan gaji dialihkan hanya untuk tiga pemain asing, termasuk pemain berdarah campuran (heritage) maupun naturalisasi.

“Untuk salary cap Rp10 miliar per musim bagi keseluruhan pemain sudah tidak berlaku lagi. Sekarang kami fokus pada pemain asing terlebih dahulu, dihitung per bulan,” ujar Junas di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Dalam kebijakan baru ini, batas gaji maksimal untuk tiga pemain asing per klub ditetapkan sebesar 30.000 dolar AS per bulan. Sebelumnya, rata-rata kontrak klub mencapai 27.000 dolar AS per bulan, mencakup empat pemain, tiga asing dan satu heritage atau naturalisasi.

Junas menilai perubahan tersebut justru memberikan keuntungan bagi pemain karena pembagian nilai kontrak kini difokuskan hanya kepada tiga orang.

Sementara itu, untuk pemain lokal, IBL belum menetapkan batas gaji dan tetap memberikan kebebasan penuh kepada klub dalam menentukan nilai kontrak masing-masing.

“Kalau sekarang kami langsung menerapkan salary cap untuk pemain lokal, misalnya Rp1 miliar untuk semua pemain, maka klub harus memangkas kontrak yang masih berjalan. Kami tidak ingin itu terjadi,” jelasnya.

Menurut Junas, pembahasan mengenai pembatasan gaji pemain lokal kemungkinan baru akan dilakukan dalam satu hingga dua tahun mendatang.

Ia juga menegaskan bahwa klub yang ingin memberikan bayaran lebih dari batas 30.000 dolar AS per bulan tetap diperbolehkan, namun harus siap menanggung konsekuensi berupa denda dan pemotongan subsidi liga.

Baca Juga: Pelatih Timnas Basket David Singleton Turun Gunung, Pimpin Coaching Clinic IBL di Jakarta

Hasil dari pembayaran denda tersebut nantinya akan dibagikan secara merata kepada seluruh klub peserta IBL, sebagai bentuk kompensasi sekaligus langkah menjaga keseimbangan dan keadilan kompetisi di liga bola basket profesional Indonesia.

(Antara)

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI