Vatikan Ungkap Fakta Legenda Harta Karun Uskup dan "Si Kentut Api"

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 01 Oktober 2014 | 16:47 WIB
Vatikan Ungkap Fakta Legenda Harta Karun Uskup dan "Si Kentut Api"
Ilustrasi kapal bajak laut (Shutterstock).

Serangan "Si Kentut Api"

Atas permintaan gereja, Sao Vicente lalu berlayar membawa harta mendiang De Castillon ke Avignon, tempat Paus Inosensius VI (berkuasa dari 1352 - 1362).

Pada abad 14, paus memang kerap mengungsi ke Avignon, karena gejolak politik dan perang sering pecah di Italia.

Tetapi saat sedang berlayar dekat Cartagena, yang kini terletak di wilayah Spanyol, puluhan awak kapal Sao Vicente disergap oleh dua kapal bajak laut.

Salah satu kapal dipimpin oleh seorang lelaki bernama Antonio "Botafoc". Kata botafoc berarti "letusan api" atau "kentut api". Nama aslinya lenyap dalam sejarah. Sementara kapal lainnya dipimpin oleh Martin Yanes.

Kapal Botafoc bersenjata lengkap dan berat. Catatan dalam dokumen Vatikan menyebutkan awak kapal bajak laut itu bersenjatakan pedang melengkung yang biasa digunakan oleh pelaut dan lembing.

Botafoc juga memasang setidaknya tujuh ballistae, senjata mirip busur raksasa yang bisa menembakan peluru batu berukuran 29 sentimeter.

Menghadapai bajak laut bersenjata lengkap, kru Sao Vicente menyerah.

Tetapi kencan Botafoc dengan dewi fortuna tidak berlangsung lama. Ketika Yanes berhasil lolos dengan kapal berisi harta berharga, Botafoc justru kandas di dekat kota Aigues-Mortes, Prancis.

Tentara setempat menangkap anak buah Botafoc dan menggantung mereka di pinggir pantai menggunakan tali layar kapal bajak laut itu.

"Awak kapal bajak laut biasa, dalam tradisi, adalah hostis humani generis atau musuh umat manusia. Tak ada hukum yang melindungi mereka," jelas Williman dan Corsano.

Adapun Botafoc dan beberapa perwirnya dipenjara untuk menunggu hukuman.

Sementara itu kapal yang kandas mulai dijarah oleh oleh nelayan-nelayan lokal, yang mengklaim hak mereka karena berjasa menyelamatkan kapal tersebut.

Pada 11 Februari 1357, Jean des Baumes, seorang juru tulis pada hakim setempat mencatat barang-barang yang masih tertinggal dalam kapal. Ia hanya menemukan sejumlah besar pakaian, buku-buku, dan jubah-jubah gerejawi.

Nasib Botafoc

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI