Benarkah "Gamer" Tak Punya Masa Depan? Coba Salurkan ke e-Sports

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Selasa, 11 Oktober 2016 | 19:07 WIB
Benarkah "Gamer" Tak Punya Masa Depan? Coba Salurkan ke e-Sports
Ajang E-Sport World Championship 2016 yang masuk dalam salah satu rangkaian The 6th TAFISA World Sport for All Games, di ABC Mall, Ancol, Jakarta, Jumat (6/10). [Suara.com/Oke Atmaja]

"Kami sudah lakukan banyak workshop ke sekolah-sekolah tentang bagaimana cerahnya masa depan di ajang e-Sports ini," ujar William, yang juga ketua panitia pelaksana Kejuaraan Dunia e-Sports ke-8

"Kami jelaskan ke mereka bahwa para atlet e-Sports bisa mendapat gaji bulanan, mendapat sponsor, dan direkrut sebuah tim. Sistemnya hampir mirip dengan sepakbola. Jika gamer tidak terlalu memiliki bakat, mereka bisa jadi pelatih, komentator, atau pembuat game."

"Bahkan, setelah 10 tahun berkembang, hadiah total tertinggi yang disediakan di cabang ini melebihi apa yang didapat di olahraga seperti tenis. Total hadiah tertinggi yang disediakan ada yang mencapai 18 juta dolar AS," jelas William.

Di ajang TAFISA Games 2016 sendiri, kejuaraan e-Sports menjadi salah satu event yang paling banyak diserbu peserta asing. Tidak kurang 280 peserta dari 33 negara, termasuk Indonesia, mengikuti ajang yang digelar di ABC Mall, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI