“Hasilnya, terdapat pencampuran kode dari beragam simbol kuno di dalam surat tersebut secara acak. Kami menduga, surat itu bukan dari Iblis, tapi ditulis secara sadar oleh Suster Maria sendiri yang diduga mengidap penyakit kejiwaan schizophrenia,” terangnya.
Apalagi, kata dia, berdasarkan jejak sejarah di Biara Palma, Suster Maria ternyata secara diam-diam memelajari aksara-aksara maupun simbol-simbol kuno selama berada di asrama.
“Namun, setelah terenkripsi, surat yang ditulis Suster Maria, Iblis, atau apa pun itu, memang bernuansa ‘Iblis’. Intinya, tulisan itu mengajak manusia berpaling dari Tuhan. Ritme tulisannya bertele-tele dan tak konsisten,” ungkapnya.
Misalnya, terdapat kalimat yang terpecahkan berbunyi, “Tuhan mengira bisa menyelamatkan kalian... sistem itu tak bekerja untuk siapa pun… Tuhan, Yesus, Roh Kusus adalah ‘Ada (Being) yang mati’”.
Setelah sukses memecahkan kode rahasia ratusan tahun lalu itu, Abate mengklaim banyak sekte pemuja setan berupaya menghubunginya guna menerbitkan terjemahan surat tersebut.