Kebodohan Terbesar Ilmuwan: Pembagian Manusia Berdasarkan Ras

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 19 Mei 2019 | 02:15 WIB
Kebodohan Terbesar Ilmuwan: Pembagian Manusia Berdasarkan Ras
Ilustrasi empat orang anak dengan warna kulit berbeda. [Shutterstock]

Respons yang paling menonjol adalah terhadap pernyataan, "Populasi manusia mungkin dapat dibagi menjadi ras-ras biologis”, dengan 86% responden menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju.

Untuk pernyataan ini, “Kategori ras ditentukan oleh biologi”, 88% menjawab sangat tidak setuju atau tidak setuju. Dan, “Sebagian besar antropolog percaya bahwa manusia mungkin dapat dibagi lagi menjadi ras-ras biologis”, 85% responden sangat tidak setuju atau tidak setuju.

Hal yang dapat kita ambil dari temuan ini adalah adanya konsensus yang jelas di antara para antropolog bahwa ras tidak nyata, bahwa mereka tidak mencerminkan kebenaran biologis, dan bahwa sebagian besar antropolog tidak percaya kategori ras memiliki tempat dalam sains.

Akan tetapi, terkubur dalam hasil survei itu adalah beberapa temuan yang meresahkan seperti fakta bahwa antropolog berasal dari kelompok yang mendapatkan perlakuan khusus-dalam konteks AS laki-laki dan perempuan ‘kulit putih’-cenderung lebih menerima ras sebagai valid daripada kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan istimewa.

Para ilmuwan yang diperlakukan istimewa ini mewakili 75% dari antropolog yang disurvei. Kekuatan dan pengaruh mereka menjangkau jauh hingga menyeberangi bidangnya. Mereka adalah orang-orang penting yang menentukan penelitian apa yang dilakukan, siapa yang mendapatkan dana, serta mereka melatih generasi antropolog berikutnya, dan merupakan wajah publik dari bidang ini serta para ahli yang pendapatnya dicari pada isu-isu terkait ras.

Pesan yang dibawa pulang jelas. Seperti orang lain, para antropolog jauh dari kebal terhadap bias yang tidak disadari, terutama efek status sosial dan budaya dalam membentuk kepercayaan kita pada isu-isu seperti ras.

Ironisnya mungkin, kita sebagai antropolog, sebagai suatu disiplin, perlu untuk bekerja lebih keras dalam menantang pandangan kita sendiri yang dipegang kuat dan tertanam secara budaya, serta memberikan suara yang lebih besar kepada para ilmuwan dari kelompok yang secara historis tidak berasal dari kelompok yang diistimewakan.

Meski begitu, survei tersebut membuat pernyataan yang sangat kuat. Ini adalah penolakan besar terhadap ras oleh para ilmuwan yang disiplinnya menemukan sistem klasifikasi ras itu sendiri.

Hal ini juga menandai penerimaan yang hampir universal oleh para antropolog tentang bukti genetik selama beberapa dekade yang menunjukkan bahwa variasi manusia tidak dapat dikelompokkan menjadi kategori yang disebut ras.

Melangkah keluar dari “menara gading” saya, saya masih belum bisa melihat kelas politik atau komunitas mengadopsi pandangan kuat yang menentang ras dalam waktu dekat.

Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan oleh The Conversation.

The Conversation

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI