Suara.com - Gempa magnitudo 6,5 bagai klimaks dari deretan rumor akan adanya gempa besar serta tsunami setelah munculnya laporan kematian massal ikan di pesisir pantai Ambon pada pertengahan September.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Ambon, Maluku pada Kamis (26/9/2019) dan menyebabkan setidaknya 23 orang tewas, 15.000 warga mengungsi, serta 171 bangunan rusak.
Gempa Ambon, yang disusul oleh lebih dari 260 gempa lebih kecil pada Jumat, seperti klimaks dari serangkaian rumor akan adanya gempa besar serta tsunami setelah munculnya laporan kematian massal ikan di pesisir pantai Ambon pada pertengahan September.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ketika itu telah menegaskan bahwa fenomena kematian massal ikan dasar laut di sekitar Ambon sama sekali bukan pratanda akan datangnya gempa serta tsunami.
"Selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Tidak ada dalam ilmu gempa menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta ketika itu.
Tak lama kemudian, berbagai lembaga penelitian termasuk LIPI menggelar penelitian di perairan di sekitar Ambon untuk meneliti fenomena kematian massal ikan.
Setelah gempa melanda Ambon pada Kamis pagi, BMKG menjelaskan bahwa gempa itu dipicu oleh aktivitas sesar. BMKG juga mengaskan bahwa rumor akan adanya tsunami adalah hoaks belaka.
Berikut adalah rincian laporan Suara.com mulai dari fenomena kematian massal ikan di Ambon, hasil penelitian para peneliti terhadap fenomena itu, hingga terjadinya gempa Ambon pada Kamis kemarin:
1. Ikan Mati Massal di Pantai Ambon Pertanda Tsunami? BMKG: Hoaks
Baca Juga: Teleskop Berhasil Rekam Lubang Hitam sedang Menelan Bintang
![Ilustrasi bangkai ikan mengambang di pantai. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/16/94136-ilustrasi-bangkai-ikan-mengambang-di-pantai.jpg)
Isu akan terjadinya gempa serta tsunami di Ambon, Maluku setelah munculnya bangkai-bangkai ikan di di Pantai Hutumuri, Rutong, Lehari dan Hukurila pada 14 September merupakan informasi bohong alias hoaks belaka.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Senin (16/9/2019), mengimbau masyarakat di Ambon - yang beberapa di antaranya berencana untuk mengungsi - untuk tidak mudah percaya pada isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Ikan Mati Massal di Pantai Ambon, LIPI Terjunkan Peneliti

Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2LD-LIPI) menerjunkan peneliti untuk mengungkap penyebab kematian ikan-ikan demersal dan biota laut lainnya yang terjadi di pesisir Pulau Ambon sejak 12 September 2019.
Sebelumnya beredar kabar bahwa kematian massal ikan serta biota laut lainnya di Pantai Ambon merupakan pertanda akan adanya gempa bumi besar serta tsunami. Tetapi isu itu sudah dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
3. LIPI Segera Ungkap Pemicu Kematian Massal Ikan Laut Dalam di Ambon
![Warga berusaha mengangkat seekor ikan Mola-mola yang mati dan terdampar di pesisir pantai Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, Minggu (31/3/2019). [Antara/Izaac Mulyawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/18/86274-ikan-mati-massal-ambon.jpg)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) segera membahas hasil penelitian terkait penyebab matinya ikan-ikan demersal atau ikan dasar laut dan kerang di Pantai Ambon selama beberapa hari terakhir bersama pemerintah setempat.
Kepala P2LD-LIPI, Nugroho D. Hananto di Ambon, Rabu (18/9/2019) mengatakan pembahasan akan dilaksanakan di P2LD-LIPI pada 19 September 2019. Acara itu akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan lembaga-lembaga perikanan yang telah melakukan penelitian terkait peristiwa tersebut.
4. Ikan Mati Massal di Pantai Ambon, Ini Penyebabnya Menurut Ilmuwan
![Ilustrsi ikan mati massal. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2015/11/30/o_1a5bvpii5dkfpgg1dr54s1g9mi.jpg)
Publik Ambon, Maluku selama pekan ini dihebohkan penemuan bangkai-bangkai ikan dan mahluk laut lainnya di pesisir Pantai Ambon, mulai dari pesisir Kecamatan Leitimur Selatan, Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Baguala, dan Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Kematian massal ikan dasar laut itu telah memantik sejumlah rumor, mulai dari adanya ledakan di bawah air, wabah penyakit, hingga akan datangnya bencana gempa bumi serta tsunami.
5. Gempa 6,8 SR Guncang Ambon, Jembatan dan Bangunan Rusak
![Ilustrasi Gempa. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/22/60669-ilustrasi-gempa.jpg)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan gempa Ambon dengan magnitudo 6,8 memiliki intensitas maksimum VII-VI MMI menyebabkan jembatan dan bangunan di sana mengalami kerusakan.
"Hasil analisis https://realtime.inasafe.org menunjukkan bahwa gempa ini terjadi di darat dengan intensitas maksimum VII-VI MMI. Nilai ini menunjukkan goncangan kuat dan kemungkinan membuat kerusakan untuk bangunan yang tidak tahan gempa," kata Plt Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
6. Analisa BMKG Terkait Gempa 6,8 SR di Ambon

Gempa bumi magnitudo 6,5 mengguncang Kota Ambon, Kairatu dan Pulau Haruku, Provinsi Maluku, Kamis (26/9/2019) pagi sekitar pukul 06.44 WIB.
"Gempa tersebut dipicu sesar aktif," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) Daryono melalui rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.
7. BMKG Pastikan Kabar Akan Adanya Tsunami di Ambon Cuma Hoaks

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Jumat (27/9/2019), memastikan bahwa isu bakal ada tsunami di Ambon adalah hoaks belaka.
Seperti diwartakan sebelumnya, Ambon diguncang gempa dengan magnitudo 6,5 pada Kamis (26/9/2019). Akibat gempa, sekitar 23 orang meninggal, 15.000 orang mengungsi, dan 171 bangunan rusak.
8. BMKG: Frekuensi Gempa Susulan di Ambon Mengecil

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan secara statistik frekuensi kejadian gempa di pulau Ambon dan sekitarnya cenderung semakin mengecil.
Hasil monitoring BMKG terhadap gempa bumi Kairatu, Ambon dan Haruku hingga Jumat 27 September 2019 pukul 10.00 WIB, menunjukkan telah terjadi 264 kali gempa susulan, dengan magnitudo terbesar 5,6 dan terkecil 3.0.