"Sedangkan di kalangan orang yang pulih secara perlahan, virus corona juga mempengaruhi saraf penciuman. Saraf itu butuh waktu lama untuk berfungsi normal," ujar Hopkins.
Hopkins menganjurkan orang-orang yang ingin mendalami temuan ini untuk membaca penelitian sejumlah organisasi nirlaba seperti AbScent.
Dalam jurnal kesehatan yang sama, Joshua Levy, pakar dari Emory University School of Medicine, berkata "masifnya kasus positif Covid-19 akan mendorong gelombang besar pasien ke rumah sakit untuk mengobati gejala klinis yang tak kunjung hilang".
Namun Levy mengatakan, terdapat penanganan yang akan mengecewakan para pengidap Covid-19 tersebut.
Levy menganjurkan mereka untuk menjalani terapi, salah satunya latihan penciuman.