Dengan bantuan pemodelan, ini dapat membantu menentukan penyebab penurunan efisiensi reflektor permukaan. Meski begitu, ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan.
Para ahli mengatakan, cukup sulit untuk memantulkan laser dari reflektor permukaan Bumi, sebagian besar karena efek atmosfer Bumi dan redaman elektromagnetik.
Upaya awal tim ahli untuk mencapai reflektor menggunakan cahaya tampak hijau tidak berhasil. Kemudian para ilmuwan bekerja sama dengan tim ahli dari Université Côte d'Azur di Perancis, yang telah mengembangkan laser inframerah, cahaya yang jauh lebih efisien dalam menembus gas dan awan.
Pada 4 Septemver 2018, Laser Ranging Station di Grasse, Perancis, merekam sinar laser inframerah yang memantul kembali dari LRO untuk pertama kalinya. Kemudian, dalam dua sesi pada 23 dan 24 Agustus 2019 juga memberikan hasil yang sama.
![Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). [Earth, Planets and Space]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/13/11339-lunar-reconnaissance-orbiter-lro.jpg)
Namun kali ini, tim juga memutar pesawat antariksa untuk mengarahkan reflektor ke Bumi, mendemonstrasikan cara menciptakan peluang jelajah laser dua arah, alih-alih hanya menunggu agar LRO berputar ke arah yang benar.
Cahaya yang dikembalikan sangat minim, hanya beberapa foton. Itu belum cukup untuk mengetahui apa yang menghalangi reflektor di permukaan Bulan. Tetapi seiring waktu, beberapa foton dapat membangun cukup banyak gambar untuk memberi tahu lebih banyak hal.
Pekerjaan tim mendemonstrasikan peningkatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan laser inframerah daripada optik berpotensi memungkinkan penggunaan reflektor yang jauh lebih kecil. Penelitian itu sendiri telah dipublikasikan di Earth, Planets and Space.