Suara.com - Seekor tikus bernama Magawa menjadi tikus pertama yang mendapatkan medali emas karena kemampuannya mendeteksi ranjau darat.
Pahlawan kecil ini dianugerahi oleh sistem penghargaan Inggris, atas tindakan kepahlawanan terbesar atau untuk keberanian dalam keadaan bahaya yang ekstrem.
Tikus umumnya memiliki reputasi sebagai pembawa penyakit yang kotor. Selama berabad-abad, tikus disebut pembawa wabah yang telah memusnahkan sepertiga populasi Eropa.
Faktanya, tikus adalah hewan yang cerdas dan Magawa sangat ahli dalam membersihkan ranjau darat yang dibuat oleh manusia.
![Tikus penerima medali, Magawa. [Pdsa.org.uk]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/03/59599-tikus-penerima-medali-magawa.jpg)
Magawa adalah tikus berkantung raksasa Afrika yang telah bekerja sebagai tikus pendeteksi ranjau darat di Kamboja. Hewan ini dilatih oleh Anti-Personnel Landmines Removal Product Development (APOPO) di Tanzania, untuk mendeteksi bau bahan kimia di dalam alat peledak.
Tikus berkantung raksasa Afrika memiliki indera penciuman yang sangat baik dan membantu manusia dalam berbagai cara, mulai dari mengendus penyakit hingga memerangi kejahatan.
Hewan ini sangat efisien dalam mendeteksi ranjau darat, dibandingkan dengan manusia yang mengandalkan detektor logam.
Dilansir dari IFL Science, Sabtu (3/10/2020), Magawa telah menemukan 39 ranjau darat dan 28 item persenjataan yang belum meledak, membersihkan lebih dari 141.000 meter persegi tanah.
Magawa mampu mencari ranjau di area seukuran lapangan tenis hanya dalam 30 menit, sebuah prestasi jika dibandingkan manusia dengan detektor logam yang membutuhkan empat hari.
Baca Juga: Bisa Deteksi TBC, Ilmuwan Belgia Juga Latih Tikus Mengendus Virus Corona
"Magawa secara langsung menyelamatkan dan mengubah kehidupan orang yang terkena dampak ranjau darat ini. Setiap penemuan yang dibuatnya mengurangi risiko cedera atau kematian bagi penduduk setempat," kata Jan McLoughlin, Direktur Jenderal dari badan amal People's Dispensary for Sick Animals (PDSA).